Jumat 27 Mar 2015 16:20 WIB

Militer Syiah Irak Enggan Ikuti Perintah Amerika

Rep: Gita Amanda/ Red: Karta Raharja Ucu
Demonstrasi kaum Syiah Irak menentang keberadaan tentara Amerika Serikat.
Foto: AP/Khalid Mohammed
Demonstrasi kaum Syiah Irak menentang keberadaan tentara Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara kelompok milisi Syiah Mobilisasi Populer Irak yang sebagian besar terdiri dari kelompok Syiah menyatakan akan memboikot operasi membebaskan Tikrit yang dikuasai ISIS. Boikot itu dilakukan karena Amerika Serikat turut campur dalam operasi tersebut.

Mu'een al-Kadhimy mengatakan, sejumlah milisi seperti Asaid Ahl al-Haq, Kataeb Hizbullah dan Brigade Perdamaian Muqtada al-Sadr ketidaksetujuan mereka akan campur tangan AS.

"Keterlibatan mereka (AS) berpotensi membahayakan operasi. Kami memimpin perjuangan membebaskan al-Dawr, al-Alam dan kami mampu membebaskan Tikrit tanpa bantuan pasukan AS," kata al-Kadhimy.

Amerika Serikat meminta milisi Syiah mundur dari operasi merebut wilayah Tikrit yang dikuasai ISIS. Permintaan itu sebagai syarat AS untuk melanjutkan bantuan serangan udara mereka bagi pasukan militer Irak.

"Saya tidak akan dan berharap tak akan pernah, berkoordinasi atau bekerja sama dengan milisi Syiah. Kekuatan ini jelas tak dikendalikan oleh pemerintah Irak," ujar Kepala Komando Sentral AS Jenderal Llyod Austin mengatakan pada Komite Kongres Angkatan Bersenjata pada Kamis (26/3). Ia mengatakan milisi Syiah sangat buruk dalam memimpin operasi.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement