Sabtu 28 Mar 2015 20:24 WIB

Presiden Yaman Sebut Pemberontak Houthi Antek Iran

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham
Para pendemo pendukung Houthi di Yaman.
Foto: Reuters
Para pendemo pendukung Houthi di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Presiden Yaman, Abdrabbuh Mansour Hadi menyebut pemberontak Houthi merupakan antek Iran. Sementara, Arab Saudi menyatakan intervensi militer di Yaman masih akan berlanjut hingga negara tersebut aman dan stabil.

Operasi yang dipimpin oleh Arab Saudi juga telah mendapatkan dukungan dari sejumlah anggota Liga Arab. Hadi menyambut baik operasi militer itu dan berharap harus tetap dilanjutkan sampai pemberontak Houthi menyerah.

Dilansir dari BBC, Presiden Hadi sendiri telah melakukan pertemuan dengan KTT Liga Arab membahas terkait krisis di Yaman. Pertemuan ini dilakukan beberapa hari setelah ia melarikan diri dari Yaman menyusul pergerakan pemberontak yang menguasai Aden.

Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Sharm el-Sheikh itu, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyerukan dibentuknya pasukan gabungan militer Arab guna mengatasi ancaman lainnya di wilayah itu. Mesir dilaporkan juga telah menjanjikan sejumlah pesawat logistik, tempur, dan pasukan untuk bergabung dalam koalisi itu.

Sementara itu, pada Jumat malam, Menlu Yaman, Riad Yassin mengatakan sebuah rencana telah disusun untuk mengerahkan pasukan darat dari koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi ke Yaman. Iran telah dituding memberikan dukungannya kepada kelompok Houthi. Namun, para pemberontak itu membantah tudingan ini.

Kendati demikian, sejumlah tokoh senior dilaporkan tampak berada di kota Qom, Iran. Selain itu, laporan lainnya menyebut pilot Iran telah menerbangkan pesawat ke Yaman. Menanggapi hal itu, Iran mengkritisi intervensi yang dilakukan Arab Saudi. "Mereka harus menghentikan ini," kata Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif.

Pemberontak Houthi sendiri mengatakan, tujuan pergerakannya adalah untuk menggantikan pemerintahan Hadi yang dituduhnya telah melakukan korupsi. Pemimpin pemberontak Abdul Malik al-Houthi telah bersumpah tak akan menyerah dalam agresi ini.

Di tempat terpisah, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyerukan dilakukannya negosiasi untuk menghidari adanya konflik berkepanjangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement