Selasa 28 Apr 2015 18:50 WIB

Wakil Presiden Yaman Desak Houthi Mundur

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Karta Raharja Ucu
Para tentara Houthi yang menguasai Yaman.
Foto: Reuters
Para tentara Houthi yang menguasai Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Wakil Presiden Yaman, Khaled Bahah mendesak pasukan Houthi berhenti menyerang kota, Senin (27/4). Politikus yang dihormati semua faksi Yaman tersebut, meminta kelompok Syiah itu mematuhi permintaan PBB untuk mengakhiri pertempuran.

"Setiap orang harus sadar bahwa resolusi 2216 Dewan Keamanan PBB berisi kerangka kerja untuk mengakhiri konflik," kata Bahah dalam kunjungan ke kedutaan Yaman di Arab Saudi, Senin (27/4). Bahah menyatakan, setiap inisiatif atau dialog akan menjadi mekanisme untuk diimplementasikan resolusi tersebut.

Houthi telah menolak resolusi karena berisi penetapan embargo senjata terhadap mereka. Resolusi meminta kelompok Ansarullah tersebut menurunkan senjata dan keluar dari kota-kota jajahan, termasuk Sanaa.

"Saudara-saudara Ansarullah semoga takut kepada Tuhan dan menghentikan perang mereka di kota-kota," ucap dia seperti dikutip voice-yemen. Ansarullah adalah nama resmi kelompok Syiah Houthi.

Bahah merupakan sosok politikus yang disegani semua pihak yang sedang bertikai di Yaman. Pengangkatannya pada awal bulan ini membawa harapan baru untuk mencapai solusi melalui negosiasi.

Arab Saudi juga telah mengumumkan gencatan senjata serangan udara pada pekan lalu, sehingga memungkinkan solusi politik. Namun, pertempuran kembali terjadi sejak Ahad.

Warga melaporkan bentrokan terjadi semalaman di provinsi timur, Marib yang merupakan wilayah penghasil minyak. Selain itu, pertempuran juga terjadi di kota Taiz, pusat Yaman dan Aden. Sejumlah besar korban dilaporkan di Marib. Namun tidak jelas berapa jumlah pastinya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement