Senin 04 May 2015 19:17 WIB

Saudi Bantah Ada Operasi Darat di Yaman

Pasukan militer Arab Saudi berjaga di garis perbatasan dengan Yaman, di Kota Najran.
Foto: AP/Hasan Jamali
Pasukan militer Arab Saudi berjaga di garis perbatasan dengan Yaman, di Kota Najran.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi pada Ahad (3/5) kemarin telah membantah laporan media bahwa tentara dikerahkan ke Aden, Yaman, untuk memulai operasi darat di sana.

"Tak ada pasukan asing di Aden, tapi koalisi terus membantu memerangi anggota milisi Al-Houthi," kata Juru Bicara Koalisi pimpinan Arab Saudi Ahmed Al-Asiri di dalam satu pernyataan, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Senin (4/5).

Sebelumnya dilaporkan kelompok pertama tentara darat koalisi pimpinan Arab Saudi memasuki Aden dan pasukan lain sedang dalam perjalanan ke kota pelabuhan di Yaman Selatan itu, kata seorang pejabat Pemerintah Yaman.

Sementara itu, harian Aden Al-Ghad di Yaman melaporkan, "Kelompok pertama pasukan darat Arabn tiba pada Ahad pagi di Aden dan mulai ikut dalam pertempuran."

Surat kabar tersebut memiliki hubungan dengan kaum separatis selatan, yang menuntut pemulihan Negara Yaman Selatan yang bergabung dengan Yaman Utara pada 1990. Koalisi pimpinan Arab Saudi telah melancarkan serangan udara terhadap posisi gerilyawan Syiah Yaman Al-Houthi dan sekutu mereka sejak 26 Maret.

Namun serangan udara dan pertempuran di Yaman Selatan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, melukai 3.000 orang lagi dan membuat ratusan ribuan meninggalkan tempat tinggal mereka.

"Pasukan pertama koalisi pimpinan Arab Saudi tiba di Aden dan telah terlibat dalam pertempuran bersama anggota milisi suku yang bersekutu dengan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi di Permukiman KhorMaksa di Aden," kata seorang pejabat senior pemerintah yang tak ingin disebutkan jatidirinya di Aden.

"Mereka berperang dengan anggota milisi pro-Hadi melawan petempur Syiah Al-Houthi di dekat Bandar Udara Internasional Aden pada saat ini," kata pejabat pemerintah tersebut.

Jumlah prajurit darat pimpinan Arab Saudi diperkirakan sebanyak 40 sampai 50, kata jurubicara milisi suku. Tentara itu mengenakan pakaian Yaman, bukan seragam militer, kata beberapa saksi mata.

Di Ibu Kota Yaman, Sana'a, serangan udara malam hari pimpinan Arab Saudi menghantam Pangkalan Udara Militer Ad-Dailamy dan pangkalan mantan Pengawal Republik serta pangkalan rudal Attan.

Serangan udara tersebut menghancurkan landasan pacu Bandar Udara Internasional Sana'a pekan lalu, sehingga menghentikan pengiriman bantuan asing buat Yaman. Negara Teluk itu telah menghadapi kekurangan kebutuhan dasar, termasuk makanan, air, obat dan bahan bakar selama sekitar satu bulan.

Serangan udara juga dilancarkan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap pertemuan anggota Al-Houthi di Provinsi Marib di Yaman Tengah, dan menewaskan puluhan orang, kata beberapa pejabat keamanan provinsi.

Para pejabat provinsi mengatakan kelompok Al-Houthi terus mengirim bantuan ke Marib dan Provinsi Taiz di Yaman Selatan, serta ke Kota Aden. Pada Ahad bentrokan baru antara petempur suku dan kelompok Al-Houthi menewaskan 12 anggota Al-Houthi di Kabupaten Az-Zahir di Provinsi Al-Bayda.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement