Senin 25 May 2015 07:11 WIB

Militer Saudi dan Houthi Saling Serang di Perbatasan Yaman

Rep: C07/ Red: Erik Purnama Putra
Tentara Arab Saudi berjaga di perbatasan Yaman.
Foto: Reuters
Tentara Arab Saudi berjaga di perbatasan Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA - Serangan militer antara pasukan Arab Saudi dan kelompok pemberontak Syiah Houthi kembali terjadi di perbatasan kedua negara pada Sabtu (23/5) malam.

Salah seorang warga mengatakan kepada Reuters, Ahad (24/5) ledakan hebat telah terjadi di perbatasan kedua negara, di perbatasan Haradh. Para warga pun dievakuasi di tengah penembakan. Warga beberapa desa Yaman di daerah meninggalkan rumah mereka dan melarikan diri dari perbatasan yang telah berubah menjadi garis depan antara Saudi dengan Koalisi Liga Arab dan kelompok pemberontak Syiah Houthi.

Warga di pusat kota Taiz mengatakan pasukan Houthi dan pejuang pro-Abd Rabbuh Mansur Hadi dipecat tank dan artileri kerang saling seluruh kota semalam, dan Houthi menguasai sebuah pangkalan militer di puncak gunung strategis.

Koalisi Liga Arab memang sedang mengintensifkan serangan terhadap kelompok pemberontak Syiah Houthi yang masih gigih berjuang mempertahankan kekuasaan yang direbut dari pemerintahan Presiden Yaman Abdu Rabu Mansour Hadi.

Serangan udara koalisi Arab ini dilakukan untuk melumpuhkan depot senjata kubu Houthi yang terletak di kawasan Ghula Provinsi Omran utara Sanaa. Warga yang menjadi saksi aksi penyerangan kelompok Liga Arab mengatakan bahwa pesawat-pesawat Arab menjatuhkan sejumlah bom mematikan yang ikut mengancam keselamatan warga sipil.

Dikutip dari Aljazeera, warga juga mengatakan bahwa intensitas serangan kubu Liga Arab juga semakin tinggi pasca selesainya masa gencatan senjata pada Selasa (19/5) lalu. Hingga saat ini serangan udara yang dilancarkan kubu Liga Arab telah menewaskan sebanyak 12 pejuang Houthi.

Sementara itu serangan Arab di kawasan Yaman Selatan tepatnya di Kota Ataq Provinsi Shabwa juga telah menewaskan 17 pihak lawan. Di sisi lain, kelompok loyalis Presiden Abed Rabbu Mansour juga dengan gigih mengepung pemberontak Houthi yang menguasai kota pelabuhan yang terletak di sebelah utara, timur,dan barat Yaman.

Melihat semakin tak terkendalinya situasi di Yaman ini, PBB berencana untuk membawa persoalan ini kepada forum konferensi di Jenewa pada pekan depan. Sebab hingga saat ini konflik terbuka di Yaman yang dimulai sejak Maret lalu ini telah menelan korban jiwa lebih dari 1.000 jiwa.

Tidak sedikit juga warga sipil yang harus rela kehilangan harta benda mereka dan melakukan pengungsian ke tempat-tempat yang aman. Pemberontak Houthi Yaman telah tentatif menyambut perundingan perdamaian PBB pada pekan depan di Jenewa, tetapi perdebatan tentang siapa yang akan menghadiri pertemuan masih jauh dari selesai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement