Kamis 30 Jul 2015 11:46 WIB

Lawan Houthi, Presiden Yaman Minta Milisi Bergabung dengan Tentara

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
 Milisi yang loyal kepada Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi mengambil posisi di pangkalan udara Al Anad di selatan provinsi Lahej, 60 km dari kota Aden.
Foto: AP/Wael Qubady
Milisi yang loyal kepada Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi mengambil posisi di pangkalan udara Al Anad di selatan provinsi Lahej, 60 km dari kota Aden.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi pada Rabu (29/7), memerintahkan militan yang memerangi pemberontak Houthi bergabung dengan pasukan tentara nasional. Langkah ini dinilai sebagai upaya nyata menyatukan kekuatan tempur di Yaman.

Namun, belum jelas bagaimana perintah tersebut diterjemahkan di garis depan perlawanan. Dalam beberapa bulan ini, pertempuran sengit terjadi antara pemberontak Houthi yang didukung Iran serta pasukan mantan presiden Ali Abdullah Saleh melawan separatis di selatan, milisi dan suku lokal, militan Islam Sunni dan pasukan Hadi.

Menurut penasihat Hadi, Mayor Jenderal Mohammed Saad Jafaar, pihak berwenang sedang berupaya melaksanakan perintah tersebut secepat mungkin. Mereka berupaya mengintegrasikan milisi yang dikenal dengan unit Perlawanan Rakyat untuk bergabung melawan Houthi.

Namun sejumlah pejabat keamanan dan militer Yaman mengungkapkan kekhawatiran mereka. Mereka takut hal itu justu bisa memberikan jalan bagi ekstremis seperti Alqaidah menyusup ke jajaran militer. Beberapa juga mempertanyakan motif Hadi atas perintahnya ini.

"Keputusan ini merupakan upaya Hadi untuk memenangkan dukungan di jalanan Yaman, terutama di selatan," kata analis politik Yaman Ahmed Dobhi.

Selama ini tentara nasional Yaman telah terpecah. Banyak unit militer kuat yang setia kepada mantan presiden, Saleh, ikut berjuang bersama Houthi.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement