Ahad 02 Aug 2015 17:11 WIB

Pemimpin Baru Taliban Bersumpah Lanjutkan Pemberontakan

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
kelompok taliban
Foto: ap
kelompok taliban

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemimpin baru gerakan militan Taliban Mohammad Mansur bersumpah untuk terus melanjutkan pemberontakan mereka. Konon Mansur menyampaikan pesannya melalui audio setelah baru terpilih. Pidato selama 30 menit dikirimkan melalui email kantor berita The Associated Press (AP). Namun, itu belum bisa diverifikasi secara independen.

Pada rekaman pidato yang diduga suaranya tersebut ia menyatakan berjanji memperkuat internal Taliban dan mendesak para anak buahnya untuk tetap bersatu dan melanjutkan jihad, untuk mendirikan negara Islam di Afghanistan.

"Kami harus terus jihad dan menerima satu sama lain. Apapun yang terjadi harus mematuhi hukum  syariah, apakah itu jihad. Keputusan kita semua harus berdasarkan hukum Syariah,’’ katanya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Ahad (2/8).

Mansoor mengambil alih Taliban setelah kelompok pada hari Kamis membenarkan bahwa Mullah Muhammad Omar telah meninggal dan mengatakan mereka memilih Mansur sebagai penggantinya. Pemerintah Afghanistan mengumumkan Rabu bahwa Mullah meninggal dunia sejak April 2013. Tapi tidak diketahui persis kapan ia meninggal.

Prioritas pertama Mansur tampaknya akan memadamkan gejolak oposisi internal Taliban. Anak Mullah, Omar Yacoob telah menolak secara terbuka pemilu Mansur, yang diadakan di Kota Quetta. Dia mengatakan suara berlangsung hanya diantara kelompok kecil pendukung Mansur.

Yacoob menuntut pemilihan ulang yang mencakup semua komandan Taliban, termasuk yang bertempur di Afghanistan. "Kita harus menjaga persatuan kita, kita harus bersatu. Musuh kita akan bahagia dalam perpisahan kami,’’ kata Mansur dalam pesannya.

Ia menambahkan, ini adalah tanggung jawab yang besar bagi Taliban untuk melanjutkan jihad mendirikan negara Islam, bukan hanya satu atau dua orang. Pengamat politik Haroun Mir mengungkapkan bagaimana krisis kepemimpinan Taliban  dan ini daat memiliki efek gempa pada lanskap politik Afghanistan.

"Ada banyak yang tidak diketahui sekarang, tapi mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan kami akan tahu lebih banyak tentang apa yang akan menjadi niat pemimpin baru dan jika ia dapat menjaga persatuan dalam Taliban,’’ katanya.

ia menambahkan, kelompok ekstremis Islam pesaing Taliban yang sudah menguasai sekitar sepertiga dari Suriah dan Irak dengan afiliasi di Mesir dan Libya telah membentuk koloni baru di Afghanistan. Mereka secara aktif merekrut pejuang Taliban yang kecewa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement