Senin 03 Aug 2015 21:35 WIB

Rouhani Yakin akan Kesepakatan Nuklir Iran

Rep: Gita Amanda/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Iran Hassan Rouhani.
Foto: Reuters
Presiden Iran Hassan Rouhani.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani, menegaskan keyakinannya dalam kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia pada Ahad (2/8). Pernyataan tersebut diungkapkan, untuk mengatasi kritikan dari kelompok garis keras.

Dalam wawancara langsung di televisi pemerintah, Rouhani mempromosikan kesepakatan sebagai "jalan ketiga" untuk kebijakan luar negeri Iran. Ia menolak kritikan garis keras yang menyatakan ia menyerah ke Barat.

"Ide ini bahwa sebelumnya mengatakan kita memiliki dua pilihan, tunduk atau mengalah, ini tidak logis, ada juga cara ketiga, yakni kerja sama konstruktif dengan dunia dalam kerangka kepentingan nasional," katanya.

Menurutnya, Iran bekerja sama dengan PBB tanpa perang atau memohon atau menyerah, tetapi dengan logika, negosiasi dan diplomasi dalam jalur hukum, " katanya namun menghindari menyebut langsung Amerika Serikat atau negara Barat lainnya.

Rouhani mengatakan, negaranya telah mencapai tujuan utama dalam kesepakatan nuklir dengan negara kekuatan dunia. Dalam pidato nasionalnya pada Ahad, ia mengatakan kesepakatan mengakui hak Iran untuk memperkaya uranium dan mengangkat sanksi internasional. Rouhani menambahkan, kesepakatan Iran merupakan interaksi konstruktif bukan konfrontasi.

Ia juga mengecilkan risiko bahwa inspeksi nuklir Iran dapat membahayakan rahasia dan kemampuan defensif negara. Padahal seperti diketahui selama ini Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah melarang memberikan akses ke situs militer kepada inspektur PBB.

"Kami tak akan memberikan bahkan rahasia nasional paling kecil, baik itu militer, ilmiah, komersial atau sosial, kemampuan pertahanan kami tak akan berkurang sama sekali," ungkap Rouhani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement