Rabu 05 Aug 2015 06:45 WIB

Kepala Urusan Politik Mundur, Taliban Pecah?

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Kepala Urusan Politik Taliban, Syed Tayyab Agha berencana mundur dari jabatannya
Foto: BBC
Kepala Urusan Politik Taliban, Syed Tayyab Agha berencana mundur dari jabatannya

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Kepala Urusan Politik Taliban di Afghanistan, yang berada di Qatar, menyatakan pengunduran dirinya. Hal ini memberi sinyal baru perpecahan dalam kelompok, setelah meninggalnya Mullah Omar.

BBC News melaporkan pada Selasa (4/8), dalam sebuah pernyataan Syed Tayyab Agha mengatakan ia akan mundur dari jabatannya. Ia juga mengkritik cara pemilihan pengganti Mullah Omar yakni, Mullah Akhtar Mansour.

Tayyab Agha, mengatakan ia mengundurkan diri untuk menghindari perselisihan di masa depan. Ia menambahkan, kelompok Taliban harus menangani semua masalah mereka di Afghanistan dan memungkinkan campur tangan asing merupakan kesalahan sejarah.

Seperti diketahui, Mansour ditunjuk sebagai pemimpin baru Taliban Kamis (30/7), setelah mereka mengkonfirmasi kematian Mullah Omar. Namun sejumlah anggota Taliban mengatakan, pemilihan tidak dikonsultasikan pada mereka.

Beberapa tokoh Taliban menuduh kalangan pro-Pakistan memaksakan pemilihan Mullah Mansour. Mullah Mansour dikenal karena dukungannya bagi pembicaraan damai yang di tengahi Pakistan. Namun dalam pesan audionya pada Sabtu (1/8), Mullah Mansour mengatakan pembicaraan damai sebagai propaganda musuh. Ia menyerukan persatuan di dalam tubuh Taliban.

Simpang siur berita mengenai perpecahan di tubuh Taliban telah meluas. Seorang gubernur Afghanistan dan salah satu mantan panglima perang paling kuat di negara itu, Atta Mohammad Noor, mengatakan kematian Mullah Omar melemahkan kelompok tersebut. Hal itu menurutnya, menambah kesempatan Kabul untuk meningkatkan pertempuran melawan pemberontak.

"Mengalahkan Taliban adalah kemungkinan yang sangat nyata sekarang dan ini adalah saat yang tepat untuk melawan Taliban," kata Mohammad Noor.

Krisis dalam kepemimpinan Taliban muncul saat pihak berwenang Afghanistan mengumumkan kematian Mullah Omar pekan lalu. Taliban mengkonfirmasi kematian dan menunjuk Mullah Mansour sebagai penggantinya.

Pada Senin (3/8), Taliban mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan belasungkawa untuk kematian Mullah Omar. Ucapan selamat untuk terpilihnya Mullah Mansour sebagai pemimpin baru Taliban juga telah membanjiri seluruh Afghanistan.

Mullah Mansour secara luas dilihat mampu mendorong Taliban ke dalam negosiasi atas perintah Pakistan. Di bawah kepemimpinannya saat menjadi wakil Mullah Omar, ia telah meningkatkan serangan melawan pasukan keamanan lokal setelah pasukan NATO dan Amerika Serikat mengakhiri misi tempurnya di Afghanistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement