REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Bantuan kemanusiaan bisa dipicu dari hal paling kecil, pena contohnya. Aksi kampanye donasi secara daring dapat mengumpulkan 130 ribu dolar AS atau sekitar Rp 1,8 miliar untuk membantu salah satu pengungsi Palestina asal Suriah yang menjual pena di jalanan kota Beirut, Lebanon.
"Saya terkejut mengetahui bahwa orang-orang luar negeri mendengar tentang cerita saya dan peduli anak-anak saya," ujar Abdul Halim Attar pengungsi Palestina-Suriah ini sambil menggendong anaknya di pundak saat berjualan pena.
Dilaporkan OnIslam, Senin (31/8), kampanye donasi daring tersebut dipelopori seorang aktivis bernama Gissur Simonarson. Dia memulai kampanye pada Kamis lalu dengan melalui akun media sosial.
Simonarson meluncurkan Twitter dengan hashtag #BuyPens untuk membantu penjual pena dengan kedua putrianya, Abdelillah (9) dan Reem (4). Aksi itu mendapatkan tanggapan sangat positif dari pengguna akun media sosial lainnya
Dalam waktu 30 menit, dana yang dibutuhkan senilai 5 ribu dolar AS telah terkumpul. Dan jumlahnya terus menanjak hingga 50.612 dolar AS dalam waktu kurang 24 jam. Aksi itu menarik sebanyak 1.721 orang dalam partisipasi penggumpulkan dana.
"Saya kagum dan kewalahan oleh curahan dukungan. Ini hal yang bagus untuk melihat cerita pengungsi positif pada berita, karena kebanyakan dari mereka cukup mengerikan," kata Simonarson dilansir dari OnIslam, Senin (31/8).
Berbicara tentang cara memberikan dana kepada pengungsi Palestina, aktivis tersebut mengatakan bahwa kampanye akan bekerja sama dengan UNICEF untuk memberikan pembayaran bulanan untuk ayah yang berdedikasi itu. Serta bantuan kemanusian lainnya untuk pengungsi Suriah yang akan segera dilaksanakan melalui kampanye #BuyPens yang sudah tersebar ke 89 negara.