Selasa 27 Oct 2015 16:51 WIB

Captagon, 'Pil Setan' Perang Suriah

Captagon
Foto: Reuters
Captagon

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Media Lebanon, Senin (26/10), melaporkan temuan obat-obatan terlarang di pesawat pribadi pangeran Saudi. Tak tanggung-tanggung jumlahnya mencapai 40 paket.

Belakangan diketahui jika obat-obatan itu adalah Captagon. Captagon merupakan salah satu jenis dari fenisilin yang cukup terkenal di negara Arab.

Dalam investigasi yang dilakukan Reuters dan Time Magazine tahun lalu, penjualan Captagon meningkat di Suriah. Nilai transaksinya diperkirakan mencapai jutaan dolar AS.

Media Barat bahkan menyebut beberapa hasil penjualan itu digunakan untuk membeli senjata. Sementara para milisi di kedua kubu bertikai dilaporkan menggunakan obat-obatan itu sebagai stimulan untuk membantu mereka terus bertempur dalam perang gerilya.  

Captagon pertama kali diproduksi pada 1960-an. Salah satu kegunaan obat ini adalah sebagai antidepresi. Obat tersebut kemudian dilarang di banyak negara pada 1980-an karena dianggap terlalu adiktif atau menimbulkan kecanduan.

Obat juga terbilang mudah untuk diproduksi. Menurut psikiatris Lebanon Ramzi Haddad, Captagon memberikan efek stimulan. Semacam memprodukssi euphoria. "Kamu tidak tidur, tidak makan,  kamu berenergi," ujarnya.

Berdasarkan data Kantor Kejahatan dan Obat-Obatan Terlarang PBB, Suriah sudah lama menjadi transit obat-obatan dari Eropa, Tukri dan Lebanon sebelum ke negara-negara kaya di Timur Tengah.  Namun, menurut Reuters, hancurnya sistem dan infrastruktur di Suriah menyebabkan sejumlah kelompok pemberontak menjadi produsen utama.

Memang belum ada bukti secara langsung, dana hasil pembuatan ini digunakan untuk biaya perang. Kalangan ahli hanya menyinyalir kemungkinan besar.  Mantan pejabat AS Matthew Levitt menuding kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah yang membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad, memiliki sejarah panjang terlibat perdagangan obat-obatan itu untuk membantu pembiayaan mereka. 

Pada 2013, lebih dari 12 juta pil captagon disita oleh otoritas Lebanon. Pil itu disembunyikan di truk dari Suriah menuju pelabuhan Lebanon. Dari pelabuhan itu, pil akan dikapalkan ke Negara Teluk.

Sementara itu, ihwal penangkapan anggota Kerajaan Saudi, aparat masih melakukan penyelidikan motif di balik penyelundupan itu. Termasuk hendak dijual ke mana barang haram tersebut.  Abd ad-Muhsen bin Walid bin Abd al-Aziz Al-Saud masih ditahan bersama empat tersangka lainnya.

Sumber keamanan mengatakan, obat-obatan terlarang itu sudah dipaketkan rapih dan sedang menunggu untuk dimasukan ke jet pribadi yang menuju ke Arab Saudi.

sumber : the Guardian/RT/Express Tribune
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement