Selasa 01 Dec 2015 15:37 WIB

Saudi Mulai Kucilkan Mesir di Negara Teluk?

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz.
Foto: Reuters
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Nawaf Obaid, penasihat Duta Besar Saudi untuk Inggris Pangeran Mohammad bin Nawaf, mengatakan, terjadi pergeseran serius dalam hubungan Arab dengan pemerintahan Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi. Hal itu tak terlepas dari sikap yang cenderung hidup dalam dunia 'ilusi' dan tidak ada hubungannya dengan kenyataan.

"Arab Saudi secara serius mempertimbangkan kembali evaluasi hubungan dengan pemerintah Sisi di Mesir," katanya seperti dilansir Middle East Monitor, Senin (30/11).

Ia mengatakan, buruknya situasi ekonomi di Mesir dan kebijakan luar negeri Sisi yang tidak rasional akan memaksa Arab Saudi untuk mengambil jalan lain.

Melalui akun Twitter-nya, Obaid mengatakan, ilusi Sisi dan penasehat yang tidak memenuhi syarat akan segera berbalik melawan dia. "Mesir di bawah kepemimpinan Sisi tidak akan menjadi sekutu, teman atau partner untuk Arab Saudi atau negara-negara Teluk," tulis dia.

Pernyataan Obaid ini mendapat tanggapan dari penulis Saudi dan analis Mehanna Al-Hubail yang mengatakan, hubungan dingin kedua negara lantaran keterlibatan Sisi dalam sumbu Rusia-Iran.

"Nawaf Obaid adalah penasihat media Saudi di korps diplomatik dan dia mengutip pernyataan pribadi diplomat tentang hubungan yang tegang antar Sisi yang belum pernah terjadi sebelumnya," tulis Al-Hubail di akun Twitter.

Selama ini Saudi dan Mesir merupakan sekutu dekat di Timur Tengah. Di kepemimpinan Raja sebelumnya, Saudi dan Mesir sama-sama tidak suka dengna kelompok Ikhwanul Muslimin.

sumber : Middle East Monitor
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement