Sabtu 23 Jan 2016 18:59 WIB

Dialog Tuli Saudi dan Iran

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Achmad Syalaby
Kekerasan masih terus melanda Suriah (ilustrasi)
Foto: Reuters/Hosam Katan
Kekerasan masih terus melanda Suriah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DAVOS -- Tokoh senior Arab Saudi dan Iran bentrok di dalam ruang tertutup ketika pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mempromosikan perdamaian di Suriah.

Perseteruan antara Pangeran Saudi, Turki al-Faisal dan Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif terjadi dalam pertemuan Rabu lalu. Keduanya menggaris bawahi permusuhan antara dua rival Teluk tersebut. Keduanya dituduh melancarkan perang proksi di Suriah, Yaman dan Irak.

"Itu adalah dialog orang-orang tuli," kata seorang partisipan yang menolak disebut identitasnya. Zarif menyangkal telah melakukan pertemuan rahasia dengan Pangeran Saudi yang mantan kepala inteligen Saudi juga Duta Besar Saudi untuk AS.

Sementara Pangeran Turki mengonfirmasi pada Reuters bahwa ia menghadiri sesi konferensi dengan Zarif. Namun ia menolak menjelaskan detailnya. Menurutnya, peraturan pertemuan mengharuskan peserta tidak membocorkan isi pembicaraan.

Beberapa pejabat yang juga ikut hadir yaitu perwakilan khusus PBB di Suriah, Staffan de Mistura, mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, mantan Sekjen Liga Arab Amr Moussa dari Mesir, mantan menteri Italia, Australia, Turki dan sejumlah negara barat.

De Mistura membuka pertemuan dengan menyebut pembicaraan damai sangat mendesak. Komunitas internasional menginginkan adanya solusi politik untuk perang sipil berusia lima tahun di Suriah.

Selain itu, sejumlah pembicara mempertanyakan motif Rusia mengintervensi konflik sejak September. Mereka ragu apakah Moskow dan Teheran akan turut dalam kesepakatan yang berisi turunnya Presiden Suriah Bashar al Assad.

Zarif mengatakan Iran mendukung solusi politik dan telah menyarankan empat poin rencana damai ketika diundang dalam diplomasi gabungan internasional di Suriah tahun lalu. Iran sebelumnya tidak pernah diajak ketika ada AS dan Saudi.

Dalam konferensi persnya, Zarif menuduh Saudi menghabiskan jutaan dolar untuk melobi kongres AS untuk melawan kesepakatan program nuklir Iran. Kesepakatan tersebut membawa pada pengangkatan sanksi PBB atas Iran pekan lalu.

Pangeran Turki memukul balik pada sesi penutup. Ia menuduh Iran berperan dalam konflik Suriah. "Saya sangat menyukai apa yang anda bicarakan, tapi melihat apa yang anda lakukan, saya penasaran," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement