Ahad 14 Feb 2016 15:58 WIB

Sisi Klaim Mesir Telah Merampungkan Transisi Demokrasi

Rep: Gita Amanda/ Red: Ilham
Presiden Mesir Jenderal Abdel Fatah al-Sisi.
Foto: Reuters
Presiden Mesir Jenderal Abdel Fatah al-Sisi.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengatakan, negaranya telah merampungkan transisi demokrasi setelah beberapa tahun kekacauan. Pernyataan ini disampaikan presiden dalam pidato kali pertama di hadapan parlemen, setelah ribuan dokter melakukan aksi protes di Kairo.

Aljazirah melaporkan, Sisi membuat pernyataan pada Sabtu (13/2), saat ia menyampaikan pidato sejak parlemen kembali dibentuk pada Januari. "Dari tempat ini, di bawah kubah parlemen, rakyat Mesir menyatakan ke seluruh dunia bahwa mereka telah meletakkan dasar bagi sistem demokrasi dan membangun kembali lembaga konstitusi," kata Presiden.

Pidato yang muncul setelah protes besar-besaran melawan pemerintah Mesir itu secara umum membahas daftar prestasi-prestasi Mesir di bawah pemerintahan Sisi.

Tapi meski berbicara mengenai demokrasi, analis mengatakan, pidato selama setengah jam itu tak meredakan kritik terhadap pemerintahan Sisi. Pemerintahan dinilai kerap melancarkan tindakan brutal pada oposisi di dalam negeri.

Sejak 2013, pemerintahan Sisi telah memenjarakan lebih dari 40 ribu orang di seluruh negeri. Aktivis mengatakan, pemerintah juga telah menerapkan undang-undang yang membatasi protes jalanan dan kebebeasan pers serta memberikan kekuatan besar kepada polisi.

Profesor ilmu politik di Institut Doha, Khalil al-Anani mengatakan, pidato Sisi muncul ditujukan semata-mata untuk pendukungnya. "Saya tak berpikir apa yang dia katakan hari ini akan terwujud dalam cara apapun terutama ketika berbicara mengenai demokrasi dan kebebasan," katanya.

"Ini hanya retorika. Semua orang tahu bahwa Mesir itu tak dengan cara apapun pada jalur yang benar untuk demokrasi," katanya.

Pada jumat (12/2), ribuan dokter dan para pendukungnya berkumpul di luar Egyptian Medical Syndicate di Kairo. Mereka menyerukan penuntutan petugas polisi yang diduga melakukan penyerangan dua dokter di Rumah Sakit Matariya, Kairo, bulan lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement