Jumat 26 Feb 2016 16:29 WIB

Iran Gelar Pemilu, Pertaruhan Buat Rouhani

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Hassan Rouhani
Foto: EPA/Matt Campbell
Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menggelar pemilihan parlemen dan Majelis Ahli pertama sejak kesepakatan nuklir dengan negara kekuatan Barat, pada Jumat (26/2). Pemilihan ini dipandang sebagai referendum kebijakan Presiden moderat Iran Hassan Rouhani.

Televisi negara memperlihatkan barisan panjang warga yang akan menggunakan hak suara mereka dalam pemilihan 'kembar' tersebut. Sebanyak 53 ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS) tersebar ke seluruh Iran. Warga rencananya akan memilih 290 anggota parlemen dan 88 anggota Majelis Ahli. Hampir 55 juta warga Iran dinyatakan berhak mengikuti pemilihan.

Seperti dilansir Aljazirah, survei menunjukkan jumlah pemilih lebih tinggi dibandingkan pemilu parlemen empat tahun lalu. Tetapi jumlahnya lebih rendah dari pemilu presiden 201. Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli memperkirakan jumlah pemilih dalam pemilihan kali ini sekitar 70 persen.

Pemilihan dimulai pukul 08.00 waktu setempat. Di antara mereka yang memberikan suara di jam-jam awal adalah pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Ia mendesak Iran untuk menggunakan hak suara mereka.

Menurut Khamenei jumlah pemilih yang tinggi akan meningkatkan citra dan kekuatan Iran. "Siapa pun yang menyukai Iran dan martabat, kebesaran serta kemuliaannya harus berpartisipasi dalam pemilihan ini. Kami memiliki musuh yang mengincar kita dengan rakus. Jumlah suara pemilih harus sedemikian rupa sehingga musuh akan kecewa dan kehilangan harapannya. Warga harus jeli dan memilih dengan mata terbuka," kata Khamenei.

Pemungutan suara tak akan mungkin mengubah arah Iran atas kebijakan utamanya terlepas siapa pun yang menang. Tapi kemenangan reformis dan moderat akan memberikan Rouhani dukungan yang dibutuhkan saat ia mencoba memperbaiki perekonomian dan bergerak ke arah hubungan lebih hangat dengan Amerika Serikat. Sementara kubu konservatif lebih cenderung menentang kedekatan dengan Barat.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, berbicara di TPS di Masjid Jamaran, mengatakan warga Iran akan terus mendukung kebijakan yang membawa kepada kesepakatan nuklir. Pemilihan ini menurutnya juga merupakan pesan kepada masyarakat internasional bahwa warga Iran secara solid mendukung pemerintah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement