Kamis 05 May 2016 09:48 WIB

PBB Desak Semua Pihak Patuhi Gencatan Senjata di Aleppo

Demonstran mengacungkan poster saat berunjuk rasa di depan Markas PBB di Beirut, Lebanon, Ahad, 1 Mei 2016. Mereka menentang operasi militer di wilayah yang dikuasai pemberontak, dengan Aleppo menjadi pusatnya.
Foto: AP Photo/Bilal Hussein
Demonstran mengacungkan poster saat berunjuk rasa di depan Markas PBB di Beirut, Lebanon, Ahad, 1 Mei 2016. Mereka menentang operasi militer di wilayah yang dikuasai pemberontak, dengan Aleppo menjadi pusatnya.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Rabu (4/5) mendesak semua pihak di Suriah agar mematuhi gencatan senjata di Aleppo, Kota Utama di Suriah Utara yang telah menyaksikan peningkatan pertempuran sengit.

Dalam satu pertemuan Dewan Keamanan mengenai kondisi di Aleppo, Wakil Sekretaris Jenderal PBB bagi Urusan Politik Jeffrey Feltman menyatakan Amerika Serikat dan Rusia telah sepakat untuk memperluas gencatan senjata di seluruh negeri tersebut ke Aleppo."Kami mendesak semua pihak agar mematuhi ini segera dan secara menyeluruh," kata Feltman, sebagaimana dikutip Xinhua.

Pada Rabu (4/5), militer Suriah mengkonfirmasi bahwa gencatan senjata 48-jam direncanakan dimulai di Aleppo mulai Kamis (5/5). Gencatan senjata itu dicapai setelah kota tersebut menyaksikan lebih dari 10 hari kerusuhan yang menewaskan tak kurang dari 120 orang dan melukai ratusan orang lagi.

Sedikitnya 28 orang tewas dan puluhan orang lagi cedera pada Selasa (3/5), dalam serangan baru roket oleh gerilyawan terhadap daerah yang dikuasai pemerintah di Kota Aleppo, di tengah pernyataan Rusia mengenai kemungkinan gencatan senjata di kota tersebut.

Pemboman secara membabi-buta itu menghantam wilayah yang dikuasai pemerintah di Aleppo, sebelum Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Alqaeda, dan kelompok lain gerilyawan mengikuti pemboman tersebut dengan serangan besar terhadap Aleppo Barat dari arah yang berbeda.

Komando Umum Angkatan Darat Suriah menyatakan pasukan militer menghadapi serangan itu, dan merenggut banyak korban di kalangan penyerang. "Angkatan Darat Suriah saat ini menghadapi serangan tersebut dan sumber tembakan, sehingga merenggut banyak korban di kalangan kelompok teror," kata militer di dalam satu pernyataan.

Pemboman pada Selasa (3/5) juga ditujukan ke satu rumah sakit di Kabupaten Al-Muhafaza, menewaskan tiga perempuan dan melukai beberapa orang lagi, termasuk anak kecil.

Stasiun televisi nasional Suriah menayangkan gambar rumah sakit yang menjadi sasaran serangan itu, kerusakan dan darah yang berceceran di lantai.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement