Ahad 07 Aug 2016 05:55 WIB

Merangsek ke Aleppo, Oposisi Kalahkan Pasukan Assad

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Achmad Syalaby
Kota tua Aleppo di Suriah
Foto: Womanitely
Kota tua Aleppo di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Pasukan oposisi mengklaim telah berhasil mematahkan pengepungan yang dilakukan pasukan pemerintah Suriah di sekitar utara Aleppo, Suriah, Sabtu (7/8) waktu setempat. Keberhasilan ini seolah mematahkan pengepungan yang dilakukan pasukan pemerintah Suriah, yang telah memutus jalur logistik pasukan pemberontak ke Aleppo, sejak 17 Juli silam.

Menurut laporan Jurnalias asal Suriah, Zouhir al-Shimale, menyatakan, serangan yang dilakukan pasukan oposisi di utara Aleppo itu merusak pengepungan pasukan pemerintah yang setia pada Presiden Bashar al-Assad. ''Secara praktis, pengepungan yang dilakukan oleh pasukan pemerintah sudah rusak,'' ujar Al-Shimale kepada Al Jazeera, Sabtu (7/8).

Sebelumnya, pada Jumat (6/8) waktu setempat, salah satu pasukan pemberontak, Ahrar al-Sham, mengklaim telah mengambil alih Ramousa, wilayah barat daya kota Aleppo. Dengan kondisi ini, Ahrar Al-Sham menyebut sudah bisa kembali membuka rute ke Aleppo.

Keberhasilan Ahrar al-Sham ini pun diikuti dengan klaim dari Jaish al-Fatah, koalisi kelompok pemberontak lainnya. Pada hari yang sama, mereka juga berhasil menguasai pangkalan militer strategis di Ramousa. Pasukan pemberontak akhirnya menggunakan pangkalan militer itu sebagai basis untuk menyerang pasukan pemerintah.

Kemudian pada Sabtu (7/8) waktu setempat, sebuah bom mobil meledak di sekitar wilayah al-Amiriya, sebuah wilayah di pinggir Aleppo. Menurut Al-Shimale, area antara Ramousa dan al Amiriya sudah dikuasai oleh pasukan pemberontak. ''Ada bentrokan dan baku tembak yang dahsyat di wilayah itu. Selain itu, ada tembakan dari pesawat tempur dan helikopter,'' kata Al-Shimale.

Tidak hanya itu, perlawanan terhadap pasukan pemerintah Suriah dari dalam Aleppo. Perlawanan itu dilakukan oleh Jabhat al-Sham, yang sebelumnya bergabung dengan Front al-Nusra. Mereka berniat bergabung dengan pasukan pemberontak yang ada di pinggiran Aleppo.

Sementara lembaga monitoring asal Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), mengungkapkan, para kelompok-kelompok pemberontak tersebut sebenarnya sudah saling terhubung dan mulai memasuki Aleppo dari sisi timur. ''Namun, mereka belum memiliki akses yang benar-benar aman, karena adanya pemboman lewat udara yang terus dilakukan oleh pasukan Rusia di sekitar wilayah itu,'' ujar keterangan SOHR.

Setidaknya sekitar 250 ribu warga sipil tinggal di wilayah timur Aleppo tersebut, yang telah dikuasai oleh pasukan pemberontak. Dalam sepekan terakhir, pasukan pemberontak memang terus berusaha untuk bisa masuk dan mengambil alih salah satu kota terbesar di Suriah tersebut. Namun, mereka terus mendapatkan perlawanan pasukan pemerintah dan pengeboman udara oleh pasukan Rusia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement