Sabtu 24 Sep 2016 00:01 WIB

Aleppo Dibombardir, 30 Warga Sipil Tewas

Kota Aleppo, Suriah
Foto: VOA
Kota Aleppo, Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Hampir 30 warga sipil tewas ketika kota Suriah di utara, Aleppo dibombardir, kata laporan kelompok pemantau, Jumat (23/9).

Kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengklaim serangan-serangan bom itu datang dari pesawat-pesawat tempur Suriah dan Rusia. Rangkaian serangan dilaporkan mengenai sejumlah distrik di bagian selatan Aleppo yang dikuasai pemberontak.

Serangan terjadi satu hari setelah Kementerian Pertahanan Suriah mengumumkan dimulainya serangan baru terhadap wilayah-wilayah yang diduduki kelompok pemberontak di Aleppo timur. Melalui pernyataan tersebut, Kementerian meminta para warga menjauhi titik-titik keberadaan pemberontak.

Baca: Tentara Suriah Mulai Serangan Baru di Aleppo

Pengumuman itu juga mengatakan pihak berwenang di Aleppo akan mengambil segala langkah untuk membantu para warga sipil yang ingin meninggalkan daerah-daerah pemberontak. Tawaran militer Suriah itu juga berlaku bagi para pemberontak yang ingin menghentikan perlawanan.

Sebelumnya pada awal pekan ini, puluhan ribu warga meninggalkan wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak setelah pihak berwenang Suriah mengeluarkan imbauan baru agar mereka menjauhi benteng-benteng pemberontak di Aleppo timur.

Seorang sumber mengatakan kepada Xinhua cabang intelijen politik di Aleppo menawarkan para warga sipil di Aleppo timur untuk pindah ke daerah-daerah yang dikendalikan pemerintah.

"Anda hanya punya waktu 48 jam, itu waktu yang telah ditetapkan oleh pemerintah," demikian bunyi salah satu pesan.

Pertempuran di Aleppo kian berkobar dalam beberapa bulan terakhir ini antara pasukan Suriah dan barisan kelompok pemberontak. Ketika kesepakatan gencatan senjata yang diperantarai Amerika Serikat dan Rusia diterapkan pada 12 September, situasi di Aleppo dan kota-kota lainnya di Suriah menjadi tenang. Namun, kekerasan muncul kembali setelah gencatan senjata berakhir pada Senin pekan ini.

Militer Suriah pada Senin mengumumkan gencatan senjata itu berakhir, dan tidak diperpanjang, karena pemerintah Suriah merasa kesal terhadap serangan yang dipimpin AS ke posisi-posisi militer Suriah di Deir al-Zour pada awal pekan ini. Serangan-serangan itu menewaskan 90 tentara Suriah.

Masa gencatan yang tidak diperpanjang itu juga dikarenakan Suriah melihat para pemberontak melakukan berbagai pelanggaran pada masa gencatan senjata. Aleppo, yang berada di perbatasan dengan Turki, adalah kota terbesar dan sebelumnya merupakan pusat perekonomian Suriah. Kota tersebut menjadi titik utama pertempuran antara pasukan Suriah dan para pemberontak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement