Ahad 09 Oct 2016 21:51 WIB

Saudi Bersedia Selidiki Serangan Udara Yaman

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Pasukan artileri Arab Saudi menyerang markas militan Houthi yang menguasai Yaman.
Foto: Reuters
Pasukan artileri Arab Saudi menyerang markas militan Houthi yang menguasai Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi sepakat menggelar penyelidikan atas serangan udara yang menewaskan 140 orang di Yaman, Ahad (8/10). Serangan tersebut menghantam gedung tempat upacara pemakaman digelar.

PBB mengatakan serangan ini menewaskan 140 orang dan melukai lebih dari 500 orang. Koalisi pimpinan Saudi dituduh jadi dalang serangan ini. Namun Saudi menyangkal.

"Pasukan kami telah diberi perintah jelas untuk menghindari area padat penduduk," katanya, dilansir Aljazirah.

Saudi pun siap meluncurkan penyelidikan bekerja sama dengan AS. Saudi menyebut serangan tersebut sangat disesalkan dan menyakitkan.

"Koalisi akan segera menyelidiki kasus ini bersama dengan Joint Incidents Assessment Team di Yaman dan pakar dari AS," kata koalisi dalam pernyataan dikutip Saudi Press Agency.

Saksi mata mengatakan empat serangan udara mengantam acara berkabung di sebuah aula besar di ibu kota Sanaa. Ratusan peziarah termasuk anggota militer dan inteligen berada di sana.

Ini adalah acara pemakaman ayah dari Menteri Dalam Negeri pemerintah Houthi, Brigadir Jalal al-Ruweishan. Rweishan bersama dengan gerakan Houthi ketika Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi melarikan diri dari Yaman pada 2015.

Editor Aljazirah, Haim al-Masmari mengonfirmasi Wali Kota Sanaa, Abdul Qader Hilal termasuk dalam korban tewas. Namun kabar Ruweishan dan pejabat senior Houthi lainnya masih tidak diketahui.

Saksi mengatakan serangan terjadi beberapa kali, terdiri dari rudal normal hingga canggih. Sebagian besar gedung hancur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement