REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, ia telah menyampaikan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa pasukannya akan terus melakukan invasi dan serangan udara ke Suriah bila hal itu dianggap perlu secara militer.
"Bila ada kelayakan dari sudut pandang intelijen dan militer, kami menyerang dan akan terus berlanjut," kata Netanyahu seperti dilaporkan laman RT, Rabu (22/3).
Menurut laporan Jerusalem Post, Netanyahu juga membantah kabar bahwa Rusia telah bersikeras agar Israel menghentikan operasi militernya di Suriah.
Baru-baru ini, Kementerian Luar Negeri Rusia dilaporkan telah memanggil Duta Besar Israel di Moskow, Gary Koren. Hal ini dilakukan terkait dengan adanya serangan udara yang terjadi di dekat tempat pasukan Rusia berjaga di Palmyra, kota bersejarah Suriah.
Selama ini, Rusia dan Israel telah menyiapkan sebuah saluran komunikasi yang bertujuan menghindari bentrokan serangan udara di Suriah. Namun, nampaknya komunikasi belum berjalan dengan efektif sehingga kemungkinan besar insiden tetap dapat terjadi.
Baca juga, ISIS Kehilangan Kunci Sumber Air Bersih di Suriah.