Sabtu 25 Mar 2017 17:05 WIB

Rusia Ambil Bagian dalam Serangan Udara Dekat Hama

Jet tempur Rusia (ilustrasi)
Foto: Reuters
Jet tempur Rusia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pesawat tempur Rusia ikut ambil bagian dalam serangan udara melawan kelompok pemberontak di dekat kota Hama, sebuah sumber militer Suriah mengatakan pada Jumat (24/3).

Media milik pemerintah pada Jumat melaporkan tentara mereka telah mengambil alih kembali semua posisi yang minggu lalu direbut oleh para pemberontak di utara distrik Jobar, Damaskus. Sejumlah kelompok pemberontak melancarkan serangan pada Selasa dan telah merebut sedikitnya sebelas desa serta kota di dekat Hama, menurut Pengamat Hak Asasi Manusia untuk Suriah, sebuah organisasi pemantau perang yang berbasis di Inggris.

Ini merupakan serangan terbesar dari pihak militan pemberontak terhadap pasukan Suriah dalam beberapa bulan terakhir. Meski pasukan Presiden Bashar al-Assad masih lebih unggul di medan perang, aksi pemberontak yang berhasil merebut sebelas desa dan kota itu menunjukkan tantangan yang lebih besar bagi militer Suriah dan sekutunya.

"Serangan udara kini telah dimulai, dan terdapat tembakan artileri yang terkonsentrasi terhadap kelompok bersenjata dan markas serta jalur pasokan pemimpin mereka. Artileri membuka jalan untuk terjadinya serangan balasan. Pasukan Rusia, tentu saja, berpartisipasi dalam serangkaian serangan ini," kata seorang sumber militer Suriah.

Direktur Pengamat Hak Asasi Manusia untuk Suriah, Rami Abdulrahman mengatakan kelompok pemberontak memfokuskan serangan mereka pada Jumat di Desa Qomhana, sekitar 8 Km (5 mil), utara kota Hama. Melalui akun pesan layanan Telegram yang terhubung dengan kelompok pemberontak, ujung tombak dalam serangan itu, Tahrir al-Sham, mengatakan serangan bunuh diri telah dilakukan di sana.

Sementara itu sumber militer mengatakan bahwa tentara militer telah menghancurkan dua bom mobil yang akan mereka gunakan dalam aksi serangan di Qomhaha, dan serangan itu berhasil digagalkan. Pertempuran yang terjadi belakangan ini di Suriah telah memperkeruh harapan munculnya hasil positif dalam perundingan damai yang dimediasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement