REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pimpinan Suku Kurdi merebut Bandar Udara Tabqa di sebelah barat Kota Raqqa di Suriah Utara pada Ahad (26/3), setelah pertempuran melawan petempur ISIS.

Juru Bicara SDF Talal Silo mengatakan Bandar Udara Tabqa di satu kota dengan nama yang sama di pinggir barat Raqqa adalah bandar udara yang akan dikuasai kelompok pimpinan Suku Kurdi. Ia menambahkan bandar udara tersebut akan digunakan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah itu, selain penumpang.

Ia menyatakan instalasi udara tersebut telah digunakan untuk penerbangan sipil dan militer. Silo mengatakan bandar udara itu memerlukan perbaikan, tapi ia tidak memberi perincian mengenai apakah Amerika Serikat akan menggunakannya sebagai pangkalan buat pasukannya, yang telah diterjunkan atau diseberangkan dari Irak untuk membantu Suku Kurdi dalam upaya mereka menyerang kubu IS berdasarkan rencana baru Pentagon terhadap kelompok garis keras tersebut.

SDF memasuki bandar udara itu pada Ahad pagi dan terlibat pertempuran sengit melawan anggota IS di instalasi tersebut dan sekitarnya. Silo mengatakan kemajuan itu dicapai tanpa bantuan koalisi anti-teror pimpinan AS, pendukung utama kelompok Suku Kurdi di Suriah Utara. Ia menambahkan militer Suriah tidak ikut dalam serangan di Tabqa.

Desakan oleh SDF ke arah Kota Tabqa dan daerah di dekatnya adalah bagian dari serangan besar terhadap Raqqa, Ibu Kota de Fakto ISIS. Tahap pertama serangan tersebut ditujukan untuk mengucilkan Raqqa dari Tabqa dan posisi lain IS di Provinsi Deir Az-Zour di bagian timur Suriah.

Pada Ahad pagi, para pejabat Kurdi mengatakan pertempuran untuk merebut Raqqa akan dimulai pada awal April. Pangkalan Udara Tabqa memiliki nilai strategis buat SDF, sebab instalasi itu akan memungkinkan kelompok pimpinan Suku Kurdi memperketat cengkeraman mereka atas petempur ISIS di Kota Tabqa dari tiga arah.

Ikuti Whatsapp Channel Republika