Ahad 21 May 2017 07:19 WIB

Ratusan Warga Iran Rayakan Kemenangan Rouhani

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ilham
Hassan Rouhani
Foto: AP/Mohammad Berno
Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Ribuan warga Iran turun ke jalan-jalan besar di Ibu Kota Teheran untuk merayakan terpilih kembalinya politikus moderat Hassan Rouhani sebagai presiden. Rouhani berhasil mengalahkan Ebrahim Raisi setelah hasil pemilu diumumkan secara resmi pada Sabtu (20/5).

Sejumlah pengemudi perempuan mengeluarkan tangannya dari kaca jendela kendaraan mereka dan memberikan simbol huruf V, yang artinya victory atau kemenangan. "Saya merasa telah melakukan sesuatu yang besar. Saya memberikan suara untuk masa depan negara saya. Saya bahagia, karena tidak akan ada perang dan kekhawatiran mengenai keamanan," kata Sarah Hassan (32 tahun).

Pendukung Rouhani lainnya banyak yang menyalakan kembang api dan menyanyikan lagu untuk menghormati Perdana Menteri reformis Mir-Hossein Mousavi. Mereka juga memakai pita warna ungu dan hijau untuk mendukung para pemimpin oposisi yang berada di bawah tahanan rumah.

Rouhani mengatakan, pemilihannya kembali sebagai presiden menunjukkan bahwa rakyatnya saat ini sedang mencari kedamaian. Hal itu karena ia selalu mencari jalan hidup yang berdampingan dan berinteraksi baik dengan dunia.

"Hari ini, Iran berdiri lebih tinggi daripada sebelumnya dan siap memperluas hubungannya dengan dunia berdasarkan rasa saling menghormati dan kepentingan nasional. Hari ini, dunia tahu bahwa orang-orang Iran telah memilih jalan interaksi dengan dunia yang jauh dari ekstremisme dan kekerasan," kata Rouhani dalam pidato kemenangannya, dikutip Daily Mail.

Menurutnya, Iran tidak lagi menerima penghinaan dan ancaman. Ini adalah pesan terpenting yang diharapkan dapat didengar oleh semua pihak, terutama oleh kekuatan dunia.

Rouhani yang saat ini masih berkuasa di Iran, memastikan kemenangannya sebesar 57 persen, atau mendekati 23 juta suara dari 40 juta suara yang masuk. Ia unggul atas penantang utamanya, mantan jaksa Ebrahim Raisi yang mendapatkan 38,5 persen atau 15,7 juta suara.

Pemilu yang diadakan pada Jumat (19/5) itu secara luas dilihat sebagai referendum untuk mendorong Rouhani menciptakan kebebasan yang lebih besar di dalam negeri dan menjangkau dunia yang lebih luas. Dorongan itu memuncak dalam penyelesaian kesepakatan nuklir 2015.

Kesepakatan nuklir tersebut membuat Iran mendapatkan keringanan sanksi internasional dengan syarat harus membatasi program nuklirnya. Namun Iran terus mengalami tingkat pengangguran yang tinggi dan kelangkaan investasi asing, sehingga Rouhani harus menunjukkan bahwa ia dapat berbuat lebih banyak untuk mengubah perekonomian yang lesu.

Meski dianggap moderat menurut standar Iran, Rouhani adalah pilihan favorit bagi mereka yang mencari reformasi liberal di Republik Islam konservatif itu. Dia merangkul peran reformis selama kampanye dan secara terbuka mengkritik garis keras dan Garda Revolusi Iran, kekuatan paramiliter yang terlibat dalam perang melawan ISIS di Suriah dan Irak.

Pemimpin negara pertama yang mengucapkan selamat kepada Rouhani adalah Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang pemerintahannya didukung penuh oleh Iran. Assad mengucapkan selamat untuk kepercayaan yang diberikan warga Iran kepada Rouhani untuk terus mendorong eksistensi Iran di wilayah dan dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement