Senin 22 May 2017 12:02 WIB

Israel Khawatirkan Kesepakatan Senjata AS-Arab Saudi

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Raja Salman mengalungkan medali Collar of Abdulaziz Al Saud yang merupakan penghargaan warga sipil tertinggi di Arab Saudi kepada Presiden AS Donald Trump di Riyadh, Sabtu (20/5).
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Raja Salman mengalungkan medali Collar of Abdulaziz Al Saud yang merupakan penghargaan warga sipil tertinggi di Arab Saudi kepada Presiden AS Donald Trump di Riyadh, Sabtu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kesepakatan senjata antara Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi, yang diumumkan saat Presiden AS Donald Trump mengunjungi Riyadh, Ahad (21/5). Kedua negara itu mencapai kesepakatan senjata senilai 110 miliar dolar AS, yang akan digunakan Arab Saudi untuk melawan Iran.

Meskipun Israel juga melihat Iran sebagai ancaman terhadap keamanannya, Israel selalu memperhatikan penjualan senjata negara-negara Arab yang mungkin bisa mempersempit gerakan mereka. "Ini adalah masalah yang benar-benar menyusahkan kami," kata Menteri Energi Israel Yuval Steinitz.

Pejabat senior AS yang bepergian dengan Trump mengatakan Washington memahami keprihatinan Israel. Ia mengatakan, AS berjanji akan tetap membantu negara itu untuk mempertahankan keuntungan militernya.

"Anda akan mendengar pernyataan kuat dari presiden mengenai komitmennya terhadap Israel dan pertahanan Israel," ujar pejabat yang berbicara secara anonim.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan keinginannya untuk memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk. Keinginan itu adalah bagian dari inisiatif yang akan menarik Palestina ke dalam kesepakatan damai.

Menteri Steinitz mengatakan, ia berharap bisa mendapatkan penjelasan mengenai rincian kesepakatan tersebut. Trump dan rombongannya direncanakan mendarat di Israel pada Senin (22/5).

"Kami juga harus memastikan bahwa ratusan miliar kesepakatan senjata tersebut tidak akan mengikis militer Israel, karena Arab Saudi masih merupakan negara yang tidak bersahabat tanpa hubungan diplomatik dan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan," kata Steinitz.

Pada 1980-an, Israel menyatakan keprihatinannya atas penjualan jet tempur F-15 dari AS ke Arab Saudi yang kemudian ditempatkan di lapangan terbang Laut Merah. Namun Arab Saudi tidak pernah mengancam akan menggunakannya untuk melawan Israel.

Baca juga: Menlu Iran Kritik Kesepakatan Senjata AS-Arab Saudi

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement