Sabtu 27 May 2017 10:31 WIB

Qatar Melawan 'Kampanye Memusuhi Media'

Rep: sri handayani/ Red: Budi Raharjo
Kantor Aljazirah
Foto: Aljazirah
Kantor Aljazirah

REPUBLIKA.CO.ID,DOHA -- Qatar mengaku menjadi target 'kampanye memusuhi media' setelah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab memblokir laman-laman dari dan penyedia siaran setelah atas ucapan tertentu pada para pemimpin Qatar.

“Ada kampanye untuk memusuhi media melawan Negara Qatar yang akan kita lawan," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani pada Kamis (25/5).

Sehari sebelumnya, kantor berita pemerintah Qatar menyebutkan kerajaan telah mengajukan penarikan duta besar dari Bahrain, Mesir, Kuwait, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab karena "tensi" dengan masalah Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Qatari Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, artikel itu mengajak Iran sebagai "kekuatan Islam" untuk memghargai gerakan perlawanan Hamas sebagai "wakil resmi masyarakat Palestina".  

Menlu Qatar mengklaim bahwa kantor berita itu telah diretas dan pernyataan itu palsu. Merespons hal itu, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab memblokir sejumlah laman daring dan penyedia berita Qatar di negaranya.

Televisi negara Qatar yang menyiarkan berita tiap malam, pada Selasa menampilkan klip kerajaan dalam upacara militer resmi dengan tulisan berjalan di bagian bawah menunjukkan tulisan yang sama. Mereka juga menyebut adanya hubungan yang kuat antara Qatar dan Iran.

"Iran menunjukkan kekuatan Islam dan regional yang tak bisa ditolak dan tak bijak untuk melawannya. Itu kekuatan besar dalam stabilisasi wilayah," begitu bunyi tulisan tersebut seperti ditulis www.presstv.ir.

Media-media yang memusuhi Doha diduga berasal dari Amerika. Ada 13 berita yang menitikberatkan Qatar di media AS selama lima pekan terakhir.

Di hari peretasan, sebuah konvensi tentang Qatar diadakan tanpa mengundang pihak Qatar. Padahal penulis artikel itu diundang. "Apa ini kebetulan?" kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement