Selasa 27 Jun 2017 10:06 WIB

Hotel di Qatar Hanya Terisi Setengahnya Saat Libur Lebaran

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Desain hotel berbentuk bunga gurun yang akan dibangun di qatar.
Foto: zaha-hadid.com
Desain hotel berbentuk bunga gurun yang akan dibangun di qatar.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Boikot yang diberlakukan oleh empat negara Arab yang menuduh Qatar mendukung terorisme, telah mempengaruhi sektor pariwisata dan hotel-hotel di Doha. Keuntungan hotel tercatat mengalami penurunan tajam pada musim liburan, terutama saat libur lebaran kali ini.

Sebuah survei yang dilakukan Reuters terhadap lima hotel besar di Doha menemukan hunian rata-rata hanya mencapai sekitar 57 persen pada Idul Fitri, Ahad (25/6). Kondisi ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, saat hotel-hotel selalu penuh dengan pengunjung yang hendak berkumpul bersama keluarga dan berlibur.

"Kami biasanya bertemu dengan warga Arab Saudi dan Bahrain, tapi tidak tahun ini," kata seorang anggota staf di sebuah hotel bintang lima di Doha, dikutip Al-Arabiya.

Analis penerbangan dari Centre for Aviation Australia, Will Horton, juga mengatakan Bandara Internasional Hamad, sebagai salah satu Bandara paling sibuk di Timur Tengah, hanya akan menangani 76 persen penerbangan pada awal Juli dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Bandara ini diperkirakan kehilangan sekitar 27 ribu penumpang per hari.

Pengunjung dari seluruh negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) biasanya menyumbang hampir setengah dari pengunjung ke Qatar. Sehingga keputusan blokade oleh Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir untuk memutuskan hubungan diplomatik dan transportasi dengan Qatar pada 5 Juni lalu, telah membuat lalu lintas pariwisata mengalami kemacetan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement