REPUBLIKA.CO.ID,DOHA -- Di bangunan, di mobil, di display ATM, kaos dan mug, wajah Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani ada di mana-mana. Di Al-Gharafa terlihat antrean panjang rakyat untuk naik ke derek guna membuat tanda tangan di poster Emir Qatar yang sangat besar.
Poster telah terisi banyak tanda tangan dan perlu derek untuk menemukan tempat kosong. "Untuk negara yang telah memberi kita segalanya, uang, semua yang kita butuhkan, inilah yang bisa kita lakukan," kata seorang pria Qatar sebelum naik ke derek.
Ia menulis untuk Sheikh Tamim. "Anda menang dan Anda diam saja," tulisnya.
Selama ini Tamim tidak terlibat dalam perang kata-kata dengan para pemimpin lain di wilayah ini.
Seorang perempuan Qatar juga antre naik derek. Nour al-Adba di sini kedua kalinya untuk membuat tanda tangan. Ia juga menulis, "Kamu memiliki dunia, kami memiliki Tamim."
Menurutnya, boikot terhadap Qatar itu tidak adil. Apalagi keempat negara pemboikot tidak memiliki kasus terhadap negaranya. "Mereka bilang Qatar negara teroris, tapi ini negara yang damai," kata Al-Adba seperti dilansir Aljazirah, Jumat, (21/7).
Al-Adba yakin bahwa negara-negara lain akan segera menyadari blokade itu adalah sebuah kesalahan. Apalagi hubungan antara negara-negara tersebut dengan Qatar terlalu dekat untuk diputus.
Banyak orang Qatar telah menikahi orang Saudi. Sekitar 11 ribu warga Arab Saudi, Bahrain, dan UEA tinggal di Qatar saat Qatar diblokade pada tanggal 5 Juni. "Negara-negara Teluk adalah satu keluarga. Mereka tidak bisa hidup tanpa Qatar, " kata Al Adba.
Siang dan malam, orang datang untuk menandatangani poster Emir Qatar tersebut. Orang tua membawa anak-anak mereka, beberapa mengenakan kaos Tamim atau seragam tentara.
"Kami ingin melakukan sesuatu untuk menunjukkan kesetiaan dan cinta kami kepada kepemimpinan dan negara kami," kata Turki bin Faisal Al Thani yang memasang poster Emir Qatar dari papan reklame dengan tingginya 10 meter.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
