Senin 24 Jul 2017 16:14 WIB

Bom Kembali Serang Kabul, 24 Orang Tewas dan Puluhan Terluka

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Serangan bom Kabul (ilustrasi).
Foto: Reuters
Serangan bom Kabul (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah serangan bom mobil kembali meledak di Kabul, Afghanistan, Senin (24/7). Serangan tersebut dilaporkan menyebabkan 24 orang tewas dan 42 lainnya luka-luka.

Juru bicara kepolisian Kabul Basir Mujahed mengatakan, pelaku pengeboman mengendarai sebuah mobil, kemudian menabrakannya ke bus. Adapun penumpang bus tersebut adalah pegawai kementerian tambang dan perminyakan Afghanistan.

Ketika benturan kendaraan terjadi, bom pun meledak dan menewaskan penumpang serta melukai sejumlah orang lainnya. "Semua korban tewas dan terluka adalah warga sipil," kata Mujahed seperti dilaporkan laman CBS News.

Salah satu saksi mata yang berada di sekitar lokasi kejadian, yakni Mohammed Nader mengungkapkan, daya ledak bom tersebut cukup kuat. "Suara bom itu sangat kuat, tanah bergetar," ujarnya.

Serangan bom juga menyebabkan kondisi bangunan di sekitar lokasi kejadian hancur. Jalan raya dipenuhi oleh pecahan kaca yang berhamburan dari toko-toko di sekelilingnya.

Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengutuk serangan bom yang kembali terulang di Kabul. Menurut mereka, ledakan ini merupakan serangan terhadap kemanusiaan.

Kelompok Taliban, melalui juru bicaranya Zabihullah Mujahid mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut. Ia mengatakan target dari serangan bom adalah dua mini bus milik biro investigasi badan intelijen.

Taliban telah melancarkan gelombang serangan di seluruh Afghanistan dalam beberapa hari terakhir. Hal itu memicu pertempuran di lebih dari enam provinsi di Afghanistan.

Meningkatnya serangan oleh Taliban bertepatan dengan pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang sedang mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak pasukan ke negara tersebut.

Adapun tujuan pengiriman pasukan tersebut adalah membantu pelatihan dan konsultasi yang telah membantu misi militer Afghanistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement