Kamis 19 Oct 2017 08:51 WIB

New Delhi Perangi Polusi Berbahaya

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ani Nursalikah
Polusi di New Delhi, India.
Foto: nytimes
Polusi di New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ibu Kota India, New Delhi menerapkan sebuah rencana dalam memerangi kabut asap berbahaya di tengah polusi yang menyentuh tingkat sangat berbahaya.

Langka-langkah yang telah diperintahkan oleh panel Pengadilan Tinggi, diumumkan beberapa hari sebelum perayaan Diwali. Diwali merupakan festival paling penting di India utara untuk merayakan kemenangan dari kebaikan atas kejahatan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, polusi udara meningkat ke tingkat yang berbahaya karena banyaknya kembang api yang diluncurkan saat Diwali.

Pemerintah telah melarang penjualan dan distribusi kembang api jelang perayaan Diwali. Keadaan tersebut diperparah dengan adanya tingkat pembakaran sampah dan jerami yang tinggi oleh petani di Kota Punjab dan Haryana. Emisi kendaraan dan polusi yang diakibatkan oleh pabrik juga menambah tercemarnya udara di Delhi.

Untuk mengatasi hal tersebut, Mahkamah Agung India akan menutup pembangkit listrik Badarpur yang terletak di Delhi Selatan. Pembangkit tersebut akan ditutup sampai Maret 2018 dan ditutup secara permanen pada Juli 2018.

Menurut studi Pusat Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan pada 2015, pembangkit tenaga listrik ini merupakan yang paling berpolusi di India. Pembangkit tersebut hanya menyumbang delapan persen daya listrik untuk kebutuhan kota, namun menghasilkan lebih dari 80 persen polusi di Delhi yang berasal dari sektor energi, seperti yang dilansir dari BBC News, Kamis (19/10).

Pejabat setempat mengatakan seharusnya pembangkit tersebut sudah ditutup sejak 15 Oktober, namun hal itu tertunda karena pembangkit memasok listrik untuk stadion yang menyelenggarakan pertandingan Piala Dunia FIFA U-17 di Delhi.

Sedangkan untuk mengurangi polusi akibat kendaraan bermotor, pemerintah akan meningkatkan tarif parkir empat kali lipat. Selain itu, juga akan diberlakukan penjatahan kendaraan dengan pelat genap dan ganjil yang hanya diizinkan beroperasi pada hari-hari alternatif saja. Pemerintah India juga akan meningkatkan frekuensi kereta dan bus metro kota.

Saat ini, masyarakat Delhi juga banyak yang menggunakan generator pribadi untuk memasok listrik yang seringkali tidak menentu di Delhi. Namun, sebagian besar generator tidak dirawat dengan baik sehingga mengeluarkan asap dalam jumlah besar.

Larangan ini yang akan berlaku hingga Maret tampaknya akan berdampak pada acara pernikahan. Perayaan pernikahan kerap menggunakan generator untuk menyalakan lampu-lampu dan pertunjukan musik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement