Kamis 24 Aug 2017 17:50 WIB

Netanyahu ke Putin: Iran Lebih Mengancam dari ISIS

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Vladimir Putin (kanan) dan Benyamin Netanyahu (kiri)
Foto: AP
Vladimir Putin (kanan) dan Benyamin Netanyahu (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, SOCHI -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Iran lebih mengancam dari ISIS. 

Netanyahu mengatakan, Israel siap bertindak untuk mencegah semakin luasnya kehadiran militer Iran saat Moskow berupaya untuk mengakhiri perang saudara di Suriah.

"Iran sudah dalam perjalanan untuk mengendalikan Irak, Yaman, dan sebagian besar juga sudah mengendalikan Lebanon," kata Netanyahu kepada Putin, dikutip Arab News.

"Kami tidak bisa melupakan satu menit pun bahwa Iran telah mengancam setiap hari untuk memusnahkan Israel," kata Netanyahu. "Israel menentang penguatan Iran di Suriah. Kami pasti akan membela diri dengan segala cara melawan ancaman apapun."

Rusia melakukan intervensi di Suriah atas nama Presiden Suriah Bashar Assad pada 2015. Setelah itu, pasukan Iran, Hizbullah Lebanon, dan milisi Muslim Syiah lainnya bergabung dengan koalisi Theran.

Israel khawatir kemenangan Assad akhirnya meninggalkan garnisun permanen untuk Iran di Suriah. Hal ini memperluas ancaman yang sebelumnya telah terlebih dahulu ditunjukkan oleh keberadaan Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran.

Putin di depan wartawan tidak menanggapi ucapan Netanyahu tentang peran Iran di Suriah. Ia juga tidak memberikan pernyataan mengenai dugaan adanya ancaman terselubung Iran untuk mengambil tindakan militer sepihak.

Penasihat Netanyahu secara pribadi mengatakan fokus mereka adalah menjaga agar pasukan Iran menjauh dari Dataran Tinggi Golan yang dikendalikan Israel. Wilayah Suriah ini berada di bawah gencatan senjata parsial yang ditengahi oleh Rusia dan AS dalam beberapa pekan terakhir.

"Membawa Syiah ke dalam lingkungan Sunni pasti akan memiliki banyak implikasi serius, baik yang berhubungan dengan pengungsi atau aksi terorisme baru," ujar Netanyahu kepada wartawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement