Selasa 26 Sep 2017 07:22 WIB

80 Persen Pemilih Terdaftar dalam Referendum Kurdi

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang pria Kurdi menaiki kuda dan membawa bendera mendukung referendum di Erbil, Irak.
Foto: Aljazeera
Seorang pria Kurdi menaiki kuda dan membawa bendera mendukung referendum di Erbil, Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Ribuan warga di wilayah Kurdi di Irak utara telah memberikan suara dalam sebuah referendum, hal itu ditempuh sebagai langkah awal menuju kemerdekaan dari Baghdad. Pemerintah di wilayah otonomi itu nekat mengelar referendum di tengah ketegangan dan penentangan sejumlah negara.

Dilansir dari Guardian, sekitar dari 80 pemilih pemilih terdaftar telah memberikan suara dalam sebuah jajak pendapat. Para pemimpin di Erbil telah mencoba untuk membatasi aspirasi ke dalam batas-batas wilayah pemerintah Kurdi saat ini di Irak.

Sementara itu, ketegangan menyelimuti suasana sejak sehari sebelum referendum digelar. Selain Irak, Iran, Turki dan Suriah khawatir referendum ini karena berbuntut pada pisahnya wilayah Kurdistan dan Irak. Hanya Israel yang terang-terangan mendukung referendum ini.

Parlemen Irak pada hari Senin (25/9), memperdebatkan sebuah mosi untuk mengirim pasukan ke daerah-daerah yang disengketakan di sebelah selatan Kirkuk yang terlibat dalam referendum.Di Kirkuk, sebuah kota minyak multi-etnis yang berjarak 60 mil selatan Erbil, daerah Kurdi penuh dengan para pemilih, banyak mengenakan pakaian perayaan atau kostum tradisional.

"Ini lebih baik dari pada festival Islam," kata Abdul Kareem Kakarash, 62, seorang pandai besi. "Ini adalah hari terbaik dalam hidupku," kata Mala Rasul Mamish (40 tahun), Senin (25/9).

Keduanya berharap, agar semua pihak melihat ini sebagai hari bersejarah, dan bukan hanya proyek satu partai politik. Sebab, begitu banyak darah ditumpahkan menjadi orang Kurdi. Suku Kurdi, yang mengisi sekitar 20 persen populasi Irak, telah mencari bentuk pemerintahan sendiri selama beberapa dekade.

Pada tahun 2005, Konstitusi Irak mengakui Kurdistan sebagai daerah otonom yang dijalankan oleg KRG. Referendum kemerdekaan yang digelar hari ini, diumumkan oleh Presiden KRG, Masoud Barzani pada bulan Juni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement