Selasa 10 Oct 2017 22:11 WIB

Pemimpin Katalunya Ditekan untuk Batalkan Referendum

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Didi Purwadi
Pemandangan udara kota Barcelona, diambil dari sebuah helikopter Polisi Katalan Mossos d'Esquadra.
Foto: AP/ Emilio Morenatti
Pemandangan udara kota Barcelona, diambil dari sebuah helikopter Polisi Katalan Mossos d'Esquadra.

REPUBLIKA.CO.ID, KATALUNYA -- Pemimpin Katalunya, Carles Puigdemont, menghadapi tekanan kuat untuk membatalkan rencana melepaskan diri dari Spanyol. Ada spekulasi dia akan mengumumkan sebuah deklarasi kemerdekaan sepihak setelah menang dalam referendum yang disengketakan.

Sebanyak 90 persen warga Katalan minta merdeka dari Spanyol. Polisi Katalunya diposkan di luar parlemen di Barcelona, menutup lapangan untuk umum. Walikota Barcelona mendesak Puigdemont dan Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, segera mengatasi krisis tersebut.

Pemungutan suara tersebut dianggap ilegal dan dihentikan oleh Mahkamah Konstitusi Spanyol. Sedangkan pemilih yang menolak berpisah dari Spanyol, sebagian besar memboikot pemungutan suara. Polisi nasional terlibat dalam kekerasan saat mereka menangani pemilih. Puigdemont berencana untuk mempresentasikan hasil referendum yang menjadi sengketa.

Madrid menyebut referendum itu ilegal. Puigdemont pada beberapa kesempatan mengumumkan kemerdekaan. Meski mendapat tentangan sengit di Spanyol dan kritik dari pemerintah Eropa.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement