Rabu 18 Oct 2017 06:57 WIB

Drone AS Serang Perbatasan Pakistan-Afghanistan, 31 Tewas

Polisi berpatroli di daerah perbatasan Pakistan.
Foto: Reuters
Polisi berpatroli di daerah perbatasan Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR -- Dua serangan yang diduga dari pesawat tanpa awak Amerika Serikat pada Selasa (17/10) menewaskan 11 orang di pegunungan perbatasan Pakistan-Afghanistan, menyusul aksi demo sehari sebelumnya yang menewaskan 20 orang, menurut sumber pemerintah dan militan.

Serangan tersebut terjadi beberapa hari setelah pasangan Kanada-Amerika yang disandera Taliban dibebaskan dari daerah tersebut di barat laut Pakistan, menimbulkan catatan positif langka dalam hubungannya dengan AS.

Pada Jumat, pesawat tanpa awak AS terlihat mengudara di lokasi, tempat seorang warga Amerika Caitlan Coleman, dan suaminya warga Kanada, Joshua Boyle, serta ketiga anak mereka yang terlahir dalam tahanan dibebaskan setelah diculik oleh jaringan Haqqani saat wisata beransel di Afghanistan pada 2012.

"Empat pesawat tanpa awak menembakkan enam misil dalam serangan Senin, dan empat lainnya tewas dalam dua serangan pada Selasa," kata Baseer Khan Wazir, pejabat administratif tertinggi di Kurram Agency, bagian dari permukiman suku yang dikelola secara federal oleh Pakistan.

Pesawat tak berawak tersebut menembakkan misil ke tempat persembunyian Taliban, menewaskan sedikitnya 31 orang selama dua hari, tambahnya, dengan ketiga serangan tersebut terjadi di pihak Afghanistan.

"Sebanyak 20 orang tewas kemarin, kebanyakan dari Taliban Afghanistan, dan 11 lainnya tewas dalam serangan hari ini," kata Wazir.

Sumber-sumber Taliban mengatakan 18 anggota militan Haqqani berbasis di Pakistan, yang bersekutu dengan Taliban, tewas dalam serangan Senin lalu dan enam lainnya dalam satu serangan pada Selasa. "Ada beberapa rumah bangunan terbuat dari tanah liat yang digunakan oleh mujahidin (pejuang Taliban Afghanistan)," ujar seorang anggota Taliban Afghanistan, yang meminta untuk tidak disebutkan identitasnya.

Tidak ada militan terkemuka yang berada di daerah tersebut ketika pesawat tanpa awak itu menargetkan dua atau tiga kamp yang berbeda, tambahnya. Meski begitu, sumber Taliban lainnya mengatakan dua komandan tewas dalam serangan pada Senin.

Saksi mata mengatakan mereka mendengar pesawat tak berawak itu dan melihat asap tebal sebelum melihat 20 peti mati darurat keluar dari daerah tersebut. Penduduk daerah tersebut mengatakan aksi demo tersebut tidak lebih dari 300 meter dari perbatasan Pakistan.

"Selalu ada beberapa pesawat tanpa awak kecil mengudara di atas daerah perbatasan ini, namun ini adalah pertama kalinya empat pesawat tak berawak tampak pada saat bersamaan," ujar Kurram, penduduk Gulab Sher.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement