Ahad 08 Oct 2017 21:51 WIB

Giliran Iran Peringatkan AS

Rep: Marniati/ Red: Elba Damhuri
Tentara Iran
Foto: AFP
Tentara Iran

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Iran memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak menerapkan sanksi lebih lanjut terkait uji coba rudal Iran. Teheran meminta AS untuk tidak menyebut Garda Revolusi sebagai kelompok teroris dan mengatakan bahwa pangkalan militer regional AS akan berisiko jika sanksi lebih lanjut diterapkan.

Peringatan tersebut muncul setelah Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Donald Trump akan mengumumkan tanggapan AS yang baru terhadap uji rudal Iran.

"Seperti yang telah kami umumkan di masa lalu, jika undang-undang baru Amerika untuk sanksi diloloskan, negara ini harus memindahkan basis regional mereka di luar jangkauan rudal Iran sejauh 2.000 km," ujar Komandan Garda Iran Mohammad Ali Jafari, Ahad (8/10).

Jafari mengatakan sanksi tambahan akan mengakhiri kesempatan untuk dialog di masa depan dengan Amerika Serikat dan memberikan peringatan keras kepada tentara Amerika.

Jika berita tersebut benar mengenai Pemerintah Amerika yang mempertimbangkan Garda Revolusi sebagai kelompok teroris, maka, kata Jafari, Garda Revolusi akan menganggap tentara Amerika itu seperti ISIS. Hal ini berlaku di seluruh dunia terutama di Timur Tengah.

Pengawal Revolusi (IRGC) adalah kekuatan keamanan internal dan eksternal Iran yang paling kuat. Pasukan Quds, sayap spionase asing dan sayap paramiliter IRGC, ada dalam daftar organisasi teroris asing AS.

Iran melihat militan ISIS sebagai ancaman eksistensial terhadap Republik Islam di mana mayoritas penduduknya adalah orang Syiah.

Pada 7 Juni, ISIS mengklaim sebuah serangan ke parlemen Teheran dan makam Ayatollah Ruhollah Khomeini, pendiri Republik Islam tersebut, menewaskan 18 orang. Penjaga menembakkan rudal ke markas ISIS di Suriah pada 18 Juni sebagai aksi balasan.

Para komandan Garda telah mengakui keterlibatan militer mereka di Irak dan Suriah, di mana mereka berjuang untuk mendukung pemerintah Presiden Bashar al-Assad, sebagai perang melawan ISIS. Puluhan anggota Garda, termasuk komandan senior, telah terbunuh di Suriah dan Irak.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement