Senin 09 Oct 2017 23:29 WIB

Sudan Sambut Baik Pencabutan Sanksi Amerika

Warga Sudan melaksanakan shalat Zhuhur di sebuah masjid tua di Ibu Kota Khartoum.
Foto: AP Photo/Abd Raouf
Warga Sudan melaksanakan shalat Zhuhur di sebuah masjid tua di Ibu Kota Khartoum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Sudan menyatakan keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mencabut sanksi AS atas Sudan secara penuh dan definitif, sebagai perkembangan penting dalam sejarah hubungan kedua negara. Pencabutan sanksi pada 6 Oktober 2017 lalu itu dinilai sebagai hasil murni dari sebuah dialog terbuka, transparan dan konstruktif dalam upaya mengatasi semua masalah di antara kedua negara dan dipimpin dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab oleh Presiden Republik Sudan, Omar Hassan Ahmed al-Bashir, serta partisipasi aktif dan serius dari berbagai institusi terkait dari kedua belah pihak.

"Menyusul keputusan ini, Sudan sepenuhnya menegaskan komitmen untuk terus menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat dalam berbagai persoalan pada tingkat bilateral, regional dan Internasional yang menjadi perhatian bersama, terutama dalam aspek-aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan perdamaian dan keamanan Internasional, perang melawan segala bentuk terorisme, migrasi ilegal serta perdagangan manusia," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Sudan, Gharib Allah Khidir dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id, akhir pekan lalu.

Ia berkata, Sudan bercita-cita membangun kembali hubungan normal dan dapat terus berkembang dengan Amerika Serikat. Namun, kata dia, hal itu tentu menuntut penghapusan nama Sudan dari daftar negara yang menjadi sponsor terorisme karena hal itu tidak relevan dengan Sudan; penghentian langkah-langkah negatif atas Sudan yang diambil dan didukung oleh institusi-institusi Amerika di tingkat Internasional; serta pengambilan tindakan positif untuk memungkinkan Sudan mendapatkan keringanan hutang, seperti kasus yang menimpa banyak negara dengan kondisi pembangunan serupa.

Sudan juga menegaskan komitmen untuk terus menjalankan tanggung jawab memelihara keamanan dan kepentingan nasional demi mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan rakyat; menjadikan dialog sebagai satu-satunya jalan untuk mewujudkan dan menjaga stabilitas keamanan dalam negeri; memperkuat hubungan dan membangun jembatan komunikasi secara berkesinambungan dengan semua negara dunia; serta terus berperan aktif dalam upaya mewujudkan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan benua Afrika.

"Sudan ingin mengucapkan terima kasih kepada semua negara dan organisasi yang mendukung upaya pencabutan sanksi ekonomi Amerika Serikat atas Sudan, terutama Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, Oman, Mesir, Ethiopia, Liga Arab, Uni Afrika, Organisasi Kerjasama Islam, Parlemen Afrika dan Arab dan organisasi IGAD," kata dia.

Selain itu, Negeri Dua Sungai Nil itu juga ingin mengucapkan terima kasih kepada negara-negara sahabat yang terus mendukung upaya dan sikap Sudan dalam rangka mencabut sanksi ekonomi ini. "Tidak lupa pula ungkapan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT serta terima kasih sebesar-besarnya kepada rakyat Sudan dari berbagai lapisan, organisasi dan kelompok atas kesabaran menanggung dampak negatif yang menimpa kehidupan mereka akibat perpanjangan sanksi ekonomi ini dan pengorbanan semua lapisan masyarakat Sudan yang telah berpartisipasi dalam upaya mencabut sanksi ekonomi ini."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement