Ahad 08 Oct 2017 12:09 WIB

AS Menyetujui Penjualan Sistem Rudal ke Arab Saudi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Agus Yulianto
Militer Amerika Serikat (AS) mulai memindahkan sebagian sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) yang kontroversial ke lokasi penempatannya di Korea Selatan, Rabu (26/4).
Foto: Reuters/Missile Defense Agency
Militer Amerika Serikat (AS) mulai memindahkan sebagian sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) yang kontroversial ke lokasi penempatannya di Korea Selatan, Rabu (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Arab Saudi dengan nilai 15 miliar dolar AS. Arab Saudi telah mengajukan permintaan untuk membeli 44 THAAD dan 360 rudal.

"Penjualan ini untuk kepentingan keamanan nasional dan luar negeri AS, serta mendukung keamanan jangka panjang Arab Saudi dan kawasan Teluk terutama dalam menghadapi ancaman regional dan Iran," ujar pernyataan dari Badan Keamanan Pertahanan Pentagon, dilansir Zawya, Ahad (8/10).

Sistem rudal THAAD dikerahkan untuk mempertahankan diri dari serangan rudal balistik. Lockheed Martin Co merupakan kontraktor utama untuk sistem THAAD, sedangkan Raytheon Co melakukan penyebaran sistem tersebut.

Selain itu, Arab Saudi telah meminta pembelian 16 Stasiun Taktis Mobile Fire Control and Communications, serta tujuh radar AN/TPY-2 yang dibuat oleh Raytheon Co. Paket pembelian tersebut juga mencakup peralatan pemeliharaan, 43 truk, generator, unit tenaga listrik, trailer, peralatan komunikasi, dan suku cadang.

Pada tahun ini, AS telah mengerahkan THAAD ke Korea Selatan untuk berjaga-jaga terhadap rudal jarak pendek yang diluncurkan oleh Korea Utara. Hal ini menuai kritik dari Pemerintah Cina, sebab sistem THAAD dapat masuk ke dalam sistem yang dimilikinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement