Ahad 26 Nov 2017 16:23 WIB

PM Hariri: Kami tak akan Terima Keberadaan Hizbullah

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri tiba di Rafik Hariri International Airport di Beirut, Lebanon, Selasa (21/11). Dia kembali ke Lebanon lebih dari dua pekan setelah mengumumkan pengunduran diri di Arab Saudi.
Foto: AP Photo/Bilal Hussein
Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri tiba di Rafik Hariri International Airport di Beirut, Lebanon, Selasa (21/11). Dia kembali ke Lebanon lebih dari dua pekan setelah mengumumkan pengunduran diri di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri tak akan menerima keberadaan gerakan Hizbullah di negaranya. Menurutnya, Hizbullah telah mengintervensi urusan negara-negara Arab dengan maksud merusak stabilitas di kawasan tersebut.

"Kami tidak akan menerima posisi Hizbullah yang mempengaruhi saudara Arab kami atau menargetkan stabilitas serta keamanan di negara-negara kawasan," ujar Hariri dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Anadolu Agency, Sabtu (25/11).

Ia mengatakan keputusannya membatalkan pengunduran diri sebagai perdana menteri Lebanon pekan ini dilakukan atas permintaan Presiden Lebanon Michel Aoun. Ia menekankan akan terbuka untuk diskusi menganai netralitas Lebanon dan bertahan menghadapi konflik regional.

Pada 4 November lalu, Hariri mengumumkan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri Lebanon dari Arab Saudi. Ia memutuskan mengundurkan diri dengan alasan adanya rencana pembunuhan terhdap dirinya.

Pengumuman pengunduran diri Hariri cukup mengejutkan Lebanon karena dinilai berpotensi meruntuhkan koalisi pemerintahan dan menjatuhkan negara tersebut ke dalam krisis politik baru. Di sisi lain, pengunduran diri Hariri dapat mendorong Lebanon ke garis depan perselisihan sektarian regional antara Sunni Arab dan Syiah Iran. Konflik ini telah berlangsung di Yaman, Irak, Suriah, dan Bahrain.

Dalam pernyataannya ketika mengundurkan diri, Hariri pun secara langsung menuding Iran dan sekutunya di Lebanon, yakni Hizbullah, telah membawa negaranya ke dalam ancaman sanksi internasional. Namun pejabat tinggi Lebanon justru menuding Arab Saudi yang memaksa Hariri untuk mengundurkan diri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement