Ahad 03 Dec 2017 16:57 WIB

Yaman Bantah Sanaa Jatuh ke Tangan Houthi

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ani Nursalikah
Salah satu sudut Kota Sanaa di Yaman
Foto: Reuters
Salah satu sudut Kota Sanaa di Yaman

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Otoritas Yaman membantah kabar jatuhnya kota Sanaa ke dalam tangan pemberontak Houti. Sanggahan itu diungkapkan pasukan yang loyal terhadap mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh.

Seperti diwartakan Aljazirah, Ahad (3/12) pembertontak Houti mengklaim telah menguasai Sanaa dan kota-kota di sekitarnya. Mereka juga mengatakan telah mengambil alih tiga pangkalan militer, kawasan diplomatik dan area sekitarnya. Mereka juga mengaku telah menaklukkan kota Dhamar di Selatan Sanaa beserta daerah sektiar.
 
Sedikitnya 40 orang tewas dalam baku tembak antara militer dan pemberontak Houti yang telah terjadi pada Rabu kemarin. Hal tersebut tak pelak membuat penduduk Yaman khawatir akan pecahnya perang yang mereka nilai sangat merugikan tersebut.
 
Saleh mengatakan siap menggelar negosiasi damai dengan pemberontak dan koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Dia juga meminta adanya gencatan senjata antara pemberontak Houti dan koalisi Saudi, yang terus memerangi pemberontak tersebut.
 
Hingga saat ini sekitar 10 ribu orang tewas akibat perang yang pecah di kawasan tersebut. Perang itu dinilai sebagai salah satu krisis kemanusiaan terparah di dunia menyusul banyaknya kasus kelaparan dan timbulnya berbagai macam penyakit.
 
Beberapa waktu lalu, otoritas Arab Saudi mengaku telah menggagalkan serangan rudal yang ditujukan ke negaranya oleh pemeberontak Houti di Yaman. Mereka mengungkapkan, rudal yang ditembakan itu diperkirakan ditujukan untuk menghantam kota Khamis Mushait.
 
Pemerintah Arab Saudi bersama sekutunya lantas melakukan blokade kepada Yaman untuk melemahkan dan menghentikan pasokan senjata dari Iran. Kendati, hal tersebut membuat kelaparan menimpa kawasan tersebut. Pekan lalu, pemerintah Saudi melonggarkan blokade dan mempersilahkan bantuan kemanusiaan masuk dalam tiga pekan isolasi.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement