Ahad 10 Dec 2017 18:36 WIB

Demo Protes Trump di Lebanon Berujung Ricuh

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Unjuk rasa menentang putusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel di Masjid Al-Ameen, Beirut, Lebanon.
Foto: Nabil Mounzer/EPA-EFE
Unjuk rasa menentang putusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel di Masjid Al-Ameen, Beirut, Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Aksi demonstrasi di Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Beirut, Lebanon, Ahad (10/12), berakhir ricuh. Massa yang menentang keputusan Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel itu terpaksa dibubarkan dengan tembakan gas air mata.

Dikutip laman BBC, dalam aksinya massa mengibar-ngibarkan bendera Palestina sebagai tanda solidaritas. Mereka pun membakar ban di depan gedung kedutaan sebagai ungkapan protes terhadap AS

Situasi mulai tak terkendalai ketika sejumlah peserta aksi berupaya menerobos barikade kawat berduri yang telah dipasang di sekeliling kompleks Kedutaan AS. Tak sedikit pula dari mereka yang melempari gedung kedutaan AS dengan batu.

Hal ini memaksa aparat keamanan membubarkan kerumunan massa dengan tembakan meriam air dan gas air mata. Massa pun seketika berhamburan. Beberapa peserta aksi harus dibopong karena mengalami sesak napas.

Lebanon adalah rumah bagi ratusan ribu pengungsi Palestina. Mereka meninggalkan tanah airnya sejak Israel mengokupasi tanah-tanah tempat tinggalnya.

Pada Rabu (6/12), Trump mengumumkan bahwa AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dengan keputusan tersebut, AS menjadi negara pertama yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement