Kamis 11 Jan 2018 14:33 WIB

Rezim Suriah Tewaskan 21 Wanita dan 30 Anak di Ghouta Timur

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) menggotong rekannya yang mengalami cedera dalam pertempuran melawan tentara Suriah loyalis Presiden Bashar Al Assad.
Foto: Reuters/Khalil Ashawi
Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) menggotong rekannya yang mengalami cedera dalam pertempuran melawan tentara Suriah loyalis Presiden Bashar Al Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala Hak Asasi Manusia PBB Zeid Ra'ad al-Hussein mengatakan, pasukan Pemerintah Suriah dan sekutu telah membunuh setidaknya 85 warga sipil di daerah kantong pemberontak yang terkepung yakni Ghouta Timur. Di antara warga sipil yang tewas 21 wanita dan 30 anak-anak.

Zeid menjelaskan, kondisi di Ghouta Timur, zona pemberontak terakhir yang berada di dekat Damaskus ditempati sedikitnya 390 ribu warga sipil. Mereka terkepung di wilayah tersebut selama empat tahun.

"Ini merupakan bencana kemanusiaan. Kawasan perumahan diserang siang dan malam melalui darat dan udara, memaksa warga sipil untuk bersembunyi di ruang bawah tanah," katanya dalam sebuah pernyataan.

Menurutnya, pihak-pihak yang bertikai diwajibkan oleh undang-undang untuk membedakan antara warga sipil dan target militer yang sah. Kondisi di Ghouta Timur mengabaikan prinsip-prinsip tersebut. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa kejahatan perang telah dilakukan.

Baca juga,  Suriah Kirim Pasukan Besar ke Ghouta Timur.

Pemerintah Suriah dan sekutu telah meningkatkan serangannya terhadap wilayah tersebut sejak 31 Desember. Rusia menolak tuduhan bahwa jetnya menargetkan warga sipil.

Zeid menambahkan, kegagalan Pemerintah Suriah dalam melakukan evakuasi terhadap korban yang membutuhkan penanganan medis mendesak juga bertentangan dengan hukum humaniter internasional.

Kelompok oposisi bersenjata yang bersembunyi di Ghouta Timur juga terus menembakkan roket ke wilayah pemukiman Damaskus. Hal ini menimbulkan teror di kalangan penduduk. Sebuah roket mendarat di dekat sebuah toko roti di Damaskus pada 4 Januari. Serangan ini menewaskan seorang wanita dan melukai 13 warga sipil lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement