Sabtu 13 Jan 2018 06:28 WIB

Erdogan Seru Putin Agar Hentikan Serangan di Idlib

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: en.trend.az
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID,  ISTANBUL -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Kamis, mengatakan kepada Rusia bahwa agar pertemuan di Sochi dan proses Astana berhasil.  Erdogan juga meminta serangan rezim Suriah terhadap Idlib dan Ghouta Timur dihentikan

Turki telah dengan keras menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang sipil yang sudah terjadi selama enam tahun di Suriah. Namun Ankara baru-baru ini bekerja sama dengan sekutu Bashar, Rusia dan Iran, untuk sebuah resolusi politik dalam menyelesaikan konflik tersebut.

Ketiga negara sepakat tahun lalu untuk mendirikan "zona de-eskalasi" di Provinsi Idlib yang dikuasai oposisi dan wilayah sekitarnya yang berbatasan dengan Turki. Namun pasukan Suriah sejak itu telah melakukan serangan di daerah tersebut.

Sebelumnya Pemerintah Suriah membalas kritik Prancis terhadap gerakan militernya di Idlib, yang dikuasai pemberontak, dengan mengatakan pihaknya membidik kelompok teroris.  Kelompok itu tidak berpihak pada kesepakatan untuk mengurangi pertempuran di wilayah tersebut.

Prancis pada Rabu (10/1) mengatakan sangat prihatin dengan serangan pemerintah di Idlib, sisa wilayah Suriah masih dikuasai oposisi.

Media pemerintah Suriah, mengutip sumber kementerian luar negeri, mengatakan bahwa kementerian luar negeri Prancis menunjukkan "ketidaktahuan besar tentang yang terjadi di provinsi pedesaan Idlib".

Tentara menyatakan ingin membebaskan wilayah itu dari kelompok teroris Front Nusra dan organisasi teroris lain.  Namun Turki menuduh pemerintah Suriah menggunakan kehadiran Front Nusra, yang sekarang berperang di bawah bendera aliansi Tahrir al-Sham, sebagai alasan untuk menyerang warga sipil dan kelompok oposisi moderat.

Ankara merasa cemas pertempuran yang membesar dan meluas di Idlib dapat menyebabkan puluhan ribu warga Suriah melarikan diri dari medan pertemupran di perbatasannya dengan jumlahnya jauh lebih banyak dari yang sekarang melarikan diri.

Pasukan pemerintah Suriah yang didukung oleh milisi sekutunya menarget sebuah pangkalan udara di provinsi Idlib tenggara.

Organisasi bantuan kemanusiaan dan pegiat menuduh tentara udara Suriah dan Rusia menyerang rumah sakit, sekolah dan pasar di daerah pemukiman yang padat di kota-kota yang dikuasai pemberontak.

Baik tentara Suriah dan Moskow membantah untuk menyerang daerah-daerah sipil dan mengatakan bahwa serangan intensif hanya ditujukan pada gerilyawan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement