Jumat 09 Feb 2018 09:50 WIB

'The Beatles' ISIS Berhasil Ditangkap

Pemimpin kelompok Mohammed Emwazi dilaporkan tewas pada 2015.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Teguh Firmansyah
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Dua militan ISIS Inggris yang terlibat dalam tindakan penyiksaan dan eksekusi brutal telah ditangkap. Mereka dibekuk oleh pejuang Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS) di Suriah.

Kedua pria ini merupakan bagian dari kelompok empat milisi yang dijuluki 'the Beatles' karena aksen Inggris mereka. Keempatnya diduga bertanggung jawaba tas pembunuhan sekitar dua puluhan sandera di Suriah.

Kedua pria tersebut adalah Alexanda Kotey (34 tahun) dan El Shafee Elsheikh (29 tahun).Kotey adalah seorang mualaf yang besar di london barat, sedangkan Elseikhberasal dari Sudan yang bersama keluarganya melarikan diri ke Inggris pada 1990-an. Mereka adalah satu-satunya anggota kelompok yang tersisa.

Pemimpin kelompok tersebut, Mohammed Emwazi, yang dijuluki Jihadi John, tewas dalam serangan udara pada 2015. Emwazi diyakini sebagai anggota militan yang bertanggung jawab atas pemukulan yang mengerikan terhadap jurnalis James Foley dan Steven Sotloff.

Kedua jurnalis itu direkam dalam video dan kemudian didistribusikansebagai propaganda ISIS. Sementara anggota keempat dari kelompok tersebut, AineDavis, dihukum karena tuduhan teror tahun lalu di Turki.

Penangkapan tersebut pertama kali dilaporkan oleh the New York Times dan dikonfirmasi secara independen oleh the Guardian. Mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, the New York Times melaporkan kedua pria tersebut ditangkap oleh milisi Kurdi yang didukung AS, Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang beroperasi di selatan sungai Efrat, di dekat perbatasan Suriah-Irak.

SDF memberi pasukan AS akses kepada dua orang tersebut setelah mencurigai mereka adalah pejaung asing. Identitas mereka kemudian dikonfirmasi dengan menggunakan sidikjari dan ukuran biomterik lainnya.

Pejabat AS dilaporkan sudah mengetahui penangkapan tersebut pada pertengahan Januari.Kedua pria tersebut dilaporkan telah memberikan informasi intelijen berharga untuk interogator militer mengenai struktur kepemimpinan ISIS yang tersisa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement