Rabu 21 Feb 2018 00:25 WIB

Lima Petugas Keamanan Tewas dalam Unjuk Rasa Sufi di Iran

Sejumlah anggota dari kelompok Sufi itu berjaga di rumah pemimpin mereka.

Warga Iran terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian (Ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/STR
Warga Iran terlibat bentrokan dengan aparat kepolisian (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, IRAN -- Lima petugas keamanan Iran tewas di Tehran pada Senin malam (19/2) saat bentrok dengan pengunjuk rasa dari kelompok sufi. Sebanyak 300 pengunjuk rasa ditangkap.

Anggota kelompok Gonobadi Dervishes, pengikut aliran Sufi dan dianggap ancaman oleh penguasa teokratik Iran, bentrok dengan pasukan kepolisian anti-huru hara setelah berkumpul di kantor polisi untuk menuntut pelepasan sejumlah anggota mereka dari penjara, kata sumber dikepolisian.

"Tiga polisi anti-huru hara tewas saat bus dengan sengaja menabrak barisan mereka, sementara seorang milisi pendukung pemerintah -Basij- kehilangan nyawa karena ditabrak mobil itu dan satu korban lain tewas ditusuk," kata petugas setempat.

Sejumlah anggota dari kelompok Sufi itu berjaga di rumah pemimpin mereka, Nourali Tabandeh (90 tahun), di kawasan sama di utara Tehran. Mereka mengaku, tidak akan membiarkan polisi menangkap sang pemimpin.

Unjuk rasa itu terjadi beberapa pekan setelah terjadinya gelombang unjuk rasa menentang pemerintah di 80-an kota, yang menewaskan 25 orang dan membuat ribuan orang ditangkap.

Meski kedua unjuk rasa itu tidak berkaitan, demonstrasi-demonstrasi itu sama-sama merupakan bagian dari kemarahan publik yang kemudian memunculkan respon keras dari pasukan keamanan pemerintah Iran.

Juru bicara kepolisian, Montazer al-Mahdi, mengatakan, bahwa di antara 300 orang yang ditangkap adalah dua pengendara mobil yang menjadi penyebab kematian petugas keamanan. "Selain itu, sekitar 30 polisi dan pengunjuk rasa juga mengalami luka," kata dia.

Laman berita berafiliasi ke kelompok Sufi Gonabadi, Majzooban, menulis, bahwa beberapa pengunjuk rasa ditembak oleh polisi. Sejumlah foto di media sosial menunjukkan wajah para anggota Gonabadi yang berlumuran darah. Mereka juga melakukan aksi pembakaran mobil dan motor. Sementara di sisi lain, pihak kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran.

Sufisme adalah salah satu aliran, yang dinilai paling benci kekerasan dalam agama Islam. Meski terus mendapat tekanan dari pemerintah Iran, anggota Gonabadi tidak pernah mempunyai catatan bentrokan bersenjata dengan pemerintah.

Menurut data dari lembaga Center for Human Rights in Iran (CHRI), beberapa anggota kelompok sufisme yang sama telah ditangkap sepanjang beberapa bulan terakhir. CHRI juga mengungkapkan bahwa ada 10 orang yang mengalami luka di kota Kowar pada 14 Januari lalu setelah bentrok dengan polisi yang berupaya membubarkan demonstrasi anti-penangkapan.

Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Iran pada 2017 mengutarakan keprihatinan atas "perlakuan keras" terhadap anggota kelompok Sufi, yang terus menghadapi penangkapan sewenang-wenang dan sering dituding melakukan kejahatan, yang membahayakan keamanan nasional.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement