Senin 05 Mar 2018 03:06 WIB

Pasukan Suriah Rebut Seperempat Wilayah Ghouta

Sebagian wilayah yang direbut pasukan pemerintah Suriah adalah peternakan.

Red: Nur Aini
Kelompok gerilyawan Suriah Failaq al-Rahman saat baku tembak dengan pasukan pemerintah di Damaskus, Suriah. Kebanyakan gerilyawan di Ghouta berasal dari kelompok tersebut.
Foto: Failaq al-Rahman, via AP
Kelompok gerilyawan Suriah Failaq al-Rahman saat baku tembak dengan pasukan pemerintah di Damaskus, Suriah. Kebanyakan gerilyawan di Ghouta berasal dari kelompok tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pasukan pemerintah Suriah telah merebut sekitar seperempat dari Ghouta, daerah kantong dekat Damaskus, yang dikuasai gerilyawan, dalam beberapa hari terakhir.

"Sebagian besar adalah peternakan dan hanya ada sedikit kota (di daerah yang direbut)," kata Direktur Observatorium Rami Abdulrahman kepada Reuters.

Sebelumnya menurut laporan Xinhua, Dewan Keamanan (DK) PBB pada Rabu (28/2) menyampaikan kekecewaan sehubungan dengan kegagalan untuk melaksanakan resolusi yang menyerukan gencatan senjata di seluruh Suriah. Pada Sabtu (24/2), DK PBB mensahkan Resolusi 2401, yang menyerukan gencatan senjata "tanpa penundaan" selama setidaknya 30 hari di seluruh Suriah guna mengirim bantuan kemanusiaan dan mengungsikan orang yang sakit parah dan cedera.

"Kami berada di sini lagi hari ini karena jeda singkat yang secara bulat anda tuntut baru dua hari lalu di dalam Resolusi 2401 belum terwujud," kata Jeffrey Feltman, Wakil Sekretaris Jenderal PBB bagi Urusan Politik, kepada DK PBB.

"Tak ada kata-kata untuk menyampaikan kekecewaan kami sehubungan dengan kegagalan kolektif masyarakat internasional guna mengakhiri perang ini. Tapi kekecewaan bukan apa-apa dibandingkan dengan penderitaan dan kehancuran yang datang tanpa-henti kepada rakyat Suriah," kata Feltman.

Serangan udara, pemboman dan serangan darat terus berlanjut di Suriah sementara laporan beredar mengenai serangan gas klorin lagi, kata Feltman. "Apa yang kami perlukan ialah pelaksanaan (Resolusi) 2401, dan itu tidak terjadi."

Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusiaan Mark Lowcock mengatakan lebih dari 580 orang dilaporkan telah tewas dan lebih dari 1.000 orang lagi cedera akibat serangan udara dan darat ke Ghouta Timur sejak 18 Februari. Hal itu ketika tentara pemerintah meningkatkan upaya untuk merebut kembali kubu gerilyawan.

Pada saat yang sama, katanya, ratusan roket dari Ghouta Timur ke dalam wilayah Ibu Kota Suriah, Damaskus, dilaporkan telah menewaskan 15 orang dan melukai lebih dari 200 orang lagi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement