Jumat 09 Mar 2018 08:57 WIB

Militan Suriah Tembaki Rombongan Pengungsi di Ghouta Timur

Jalur pengungsian ditembak untuk mencegah warga sipil mengungsi.

Red: Nur Aini
Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).
Foto: Ghouta Media Center via AP
Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, GHOUTA TIMUR -- Militan bersenjata menembaki koridor kemanusiaan kedua yang dibuat untuk jalur pengungsian warga pada Kamis (8/3). Hal itu untuk mencegah warga sipil meninggalkan daerah yang dikuasai gerilyawan di Ghouta Timur, pinggir Ibu Kota Suriah, Damaskus.

Sayap media militer Suriah tersebut mengatakan militan menembaki jalur di antara Kota Kecil Mlaiha dan Daerah Jisreen, yang dikuasai gerilyawan, di Ghouta Timur. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan tiga mobil terbakar ketika militan menembaki rombongan yang membawa 300 orang ke arah jalur kemanusiaan di Mlaiha.

Pemerintah Suriah pada Kamis mempersiapkan jalur kemanusiaan kedua. Hal itu dilakukan setelah selama 10 hari, upaya gagal untuk menerima warga sipil dari perlintasan yang pertama dirancang di Daerah Wafidin di Damaskus.

Pengungsian warga sipil dari daerah yang dikuasai militan di Ghouta Timur adalah kegiatan utama dalam jeda kemanusiaan setiap hari yang didudukung Rusia. Sejauh ini, hanya sedikit warga sipil telah diungsikan dari Ghouta Timur.

Pemerintah Suriah menuduh militan menghalangi warga sipil untuk meninggalkan wilayah tersebut. Militer Suriah telah merebut 52 persen wilayah Ghouta Timur dalam beberapa hari belakangan. Hal itu ebagai bagian dari serangan besar yang dilancarkan untuk mengusir militan.

Berbagai lembaga kemanusiaan PBB telah menyuarakan kekhawatiran mengenai situasi kemanusiaan yang memburuk di Ghouta Timur. Aktivis mengatakan lebih dari 800 orang telah tewas sejak akhir bulan lalu akibat pemboman yang meningkat dan pertempuran antara prajurit pemerintah dan militan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement