Senin 19 Mar 2018 11:56 WIB

Assad Temui Pasukan di Garis Depan Ghouta Timur

Kunjungan ke pasukan garis depan ini pertanda kepercayaan diri Assad.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Budi Raharjo
Pria berbincang di dekat bangunan rusak yang menurut para aktivis akibat pengeboman yang dilakukan oleh pasukan Presiden Bashar Al Assad di Daraya, dekat Damaskus, dalam foto 2 Februari 2014.
Foto: REUTERS/Omar Abu Bakr
Pria berbincang di dekat bangunan rusak yang menurut para aktivis akibat pengeboman yang dilakukan oleh pasukan Presiden Bashar Al Assad di Daraya, dekat Damaskus, dalam foto 2 Februari 2014.

REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT – Presiden Suriah, Bashar al-Assad mengunjungi pasukan Suriah yang terlihat mendekati posisi oposisi terakhir di dekat Damaskus pada Ahad (18/3) waktu setempat. Selain itu, dia juga bertemu dengan beberapa dari ribuan orang yang tumbang selama serangan pemerintah.

Dilansir dari Reuters, sebagai pertanda kepercayaan, Assad mengunjungi pasukan garis depan dan orang-orang yang baru-baru ini mengungsi dari Ghouta Timur. "Setiap pengemudi tangki yang maju satu meter ke depan telah mengubah peta politik dunia," kata Assad dalam terbitan rekaman dan gambar pertemuan dri media Pemerintah Suriah.

Sementara beberapa pemberontak mengatakan perundingan sedang dilakukan dengan tujuan mereka meninggalkan daerah oposisi lainnya atau genjatan senjata. Meskipun pemberontak secara terrbuka telah mengesampingkan penarikan yang dinegosiasikan untuk membantu Assad memulihkan Aleppo, Homs, dan daerah lainnya.

Pemerintah Suriah telah berusaha mendorong perundingan antara oposisi-oposisi yang mengendalikan berbagai bagian di Ghouta Timur. Pasukan telah menghancurkan Ghouta menjadi tiga zona yang terkepung dalam serangan paling berdarah sejak tujuh tahun terakhir itu. Milisi oposisi telah mengalami kekalahan terburuk di Aleppo pada 2016 lalu.

Di hari yang sama, Failaq al-Rahman, sebuah kelompok pemberontak utama di kantong Ghouta di bagian selatan mengatakan, mereka sedang bernegosiasi dengan delegasi PBB mengenai gencatan senjata, bantuan dan evakuasi kasus medis darurat. "Kami terlibat dalam mengatur negosiasi serius untuk menjamin keselamatan dan perlindungan warga sipil," kata Wael Alwan, juru bicara Failaq al-Rahman yang berbasis di Istanbul.

"Poin terpenting dalam negosiasi adalah gencatan senjata, memastikan bantuan untuk warga sipil dan jalan keluar dari kasus medis dan orang-orang yang terluka yang membutuhkan perawatan di luar Ghouta," ujarnya.

Koordinator residen PBB di Suriah, Ali al-Za'tari memperkirakan sekitar 25.000 orang telah meninggalkan Ghouta timur dalam seminggu terakhir. Warga sipil telah berjalan keluar menuju posisi tentara dengan berjalan kaki, mengangkut barang-barang mereka dengan mereka. Mereka kemudian dipindahkan ke salah satu dari tiga pusat penerimaan tamu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement