Senin 26 Mar 2018 07:10 WIB

Mesir dan Israel Tanda Tangani Perjanjian Perdamaian

Perjanjian ini mengakhiri permusuhan antara Mesir dan Israel selama tiga dekade.

Rep: Fira Nursya'bani/Rizkyan Adiyudha/ Red: Nidia Zuraya
Mesir-Israel
Mesir-Israel

REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Mesir Anwar el-Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin menandatangani perjanjian perdamaian bersejarah di Gedung Putih, 26 Maret 1979. Perjanjian ini mengakhiri permusuhan antara Mesir dan Israel yang telah terjadi selama tiga dekade, serta membangun hubungan diplomatik dan komersial kedua negara.

Dilansir di History, kurang dari dua tahun sebelumnya, Sadat memutuskan pergi ke Yerusalem, Israel, untuk mencari penyelesaian perdamaian permanen dengan negara tetangga Mesir itu. Namun, Sadat, yang bertemu dengan Begin dan berbicara di depan parlemen Israel, kemudian memicu kemarahan dunia Arab.

Meskipun banyak mendapatkan kritik dari sekutu regional Mesir, Sadat terus mencari solusi perdamaian dengan Begin. Pada September 1978, kedua pemimpin itu bertemu lagi di Amerika Serikat (AS) untuk menegosiasikan kesepakatan perdamaian dengan Presiden AS Jimmy Carter di Camp David, Maryland.

Perjanjian Camp David, perjanjian damai pertama antara Israel dan salah satu negara Arab, meletakkan dasar bagi hubungan diplomatik dan komersial kedua negara. Tujuh bulan kemudian, sebuah perjanjian perdamaian resmi ditandatangani.

Atas pencapaian mereka, Sadat dan Begin secara bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1978. Meski demikian, upaya perdamaian Sadat tidak begitu diakui di dunia Arab. Mesir segera dibekukan keanggotaannya dari Liga Arab.

Pada 6 Oktober 1981, kelompok ekstremis Muslim membunuh Sadat di Kairo. Namun, proses perdamaian masih tetap berlanjut tanpa Sadat. Pada 1982, Mesir secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement