Senin 09 Apr 2018 14:18 WIB

Trump Serang Presiden Assad, Putin, Hingga Obama

Trump menilai Putin, Rusia, dan Iran bertanggungjawab atas serangan kimia di Suriah.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Presiden AS, Donald Trump
Foto: thedailybeast.com
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyamakan Presiden Suriah Bashar al Assad dengan binatang. Hal itu menyusul serangan senjata kimia yang terjadi di Douma, Ghouta Timur pada Sabtu (7/4) malam waktu setempat.

"Banyak yang tewas, termasuk wanita dan anak-anak dalam serangan kimia yang dilakukan orang tak berakal di Suriah," kata Donald Trump melalui akun Twitternya seperti dikutip Anadolu Agency, Senin (9/4).

Sedikitnya 49 orang dilaporkan tewas dalam serangan gas beracun di Douma. Kawasan itu merupakan wilayah yang masih dikuasai kelompok oposisi Suriah. Trump menuding Assad sebagai dalang dari peristiwa tersebut.

Tuduhan Trump datang menyusul kawasan yang hingga saat ini masih berada dalam kepungan militer pemerintah Suriah. Blokade tersebut membuat daerah itu benar-benar tidak dapat diakses oleh dunia luar.

"Presiden Putin, Rusia, dan Iran bertanggung jawab atas dukungan mereka kepada Assad yang seperti hewan. Ada bayaran mahal atas peristiwa itu," kata Trump.

Trump kemudian meminta segera dibukanya jalan menuju lokasi tersebut guna memberikan akses bagi bantuan kemanusiaan untuk sampai ke lokasi bencana. Dia mengkritik keras serangan senjata kimia itu sebagai sebuah bencana kemanusiaan tanpa alasan yang jelas.

Dia juga kemudian menimpakan kesalahan kepada pemerintahan presiden Barrack Obama. Trump mengatakan, jika saja Obama berani melangkahi batasan yang ada, yang tidak dia lakukan, bencana di Suriah akan berakhir lebih cepat.

"Assad yang seperti binatang itu akan menjadi sejarah," kata Trump.

Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres sangat khawatir dengan tuduhan penggunaan senjata kimia telah terhadap penduduk sipil di Douma. Dia menegaskan, pemakaian senjata kimia merupakan hal yang tidak pantas dan mengerikan.

"PBB tidak dalam posisi untuk memverifikasi laporan-laporan ini tapi Sekretaris Jenderal menegaskan bahwa setiap penggunaan senjata kimia, jika dikonfirmasi, adalah hal yang mengerikan dan membutuhkan penyelidikan menyeluruh," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric sambil menekankan pentingnya menlindungi warga sipil.

Merespon hal tersebut, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan mengadakan pertemuan pada Senin (9/4) waktu setempat. Pertemuan diadakan atas permintaan Rusia dan AS dalam dua bahasan berbeda.

Baca juga: Iran Sebut Tuduhan Terhadap Suriah Jadi Konspirasi Barat

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement