Kamis 19 Apr 2018 00:43 WIB

Bioskop Pertama di Saudi Dibuka untuk Tamu VIP

Warga Saudi harus menunggu karena pembukaan bioskop untuk umum dilakukan pada Mei.

Pemutaran film di bioskop (ilustrasi)
Pemutaran film di bioskop (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi membuka bioskop pertamanya pada Rabu (18/4) waktu setempat. Hal tersebut menandai berakhirnya pelarangan bioskop hampir 40 tahun berkat dorongan putra mahkota yang ingin membuka kerajaan Muslim sangat konservatif tersebut.

Namun, masyarakat Saudi harus menunggu beberapa minggu lagi sebelum dapat menonton film di bioskop. “Pembukaan bioskop tersebut berlaku untuk umum pada Mei,” kata pengelola bioskop AMC Entertainment Holdings dilansir Reuters.

Penonton untuk pemutaran tertutup pada bulan ini di Riyadh hanya berlaku untuk undangan. Pejabat tinggi pemerintah, pejabat asing dan tokoh industri terpilih diperkirakan menonton film pahlawan super Marvel "Black Panther" pada peresmian bioskop tersebut.

Penayangan ini berfungsi sebagai uji coba pada satu-satunya layar bioskop di venue yang menempati sebuah gedung konser simfoni. Pada gedung konser simfoni tersebut dengan cepat dipasangi layar untuk memenuhi tanggal debut yang diumumkan dua minggu lalu.

Meskipun aksesnya terbatas, pemutaran film tersebut menandai tonggak lain di bawah reformasi yang dipelopori oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk membuka gaya hidup terkucil Saudi. Saudi juga ingin meragamkan ekonomi negara pengekspor minyak utama dunia.

photo
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman.

Pangeran 32 tahun yang berkuasa tersebut telah mengurangi banyak pembatasan dalam dua tahun terakhir. Termasuk konser publik, aturan mengemudi wanita mengemudi, dan pencampuran jenis kelamin.

Kerajaan itu melarang bioskop pada awal 1980-an di bawah tekanan kaum Islamis. Ketika itu, masyarakat Saudi beralih ke aliran agama yang sangat ketat. 

Namun, orang-orang Saudi telah menjadi konsumen utama media dan budaya Barat. Meskipun ada larangan bioskop, film-film "Hollywood" dan serial televisi banyak ditonton di rumah, dan pemutaran film tertutup telah ditoleransi selama bertahun-tahun. 

Pada 2017, pemerintah mengatakan akan mencabut larangan itu sebagai bagian dari reformasi ekonomi dan sosial yang ambisius. Hal tersebut termasuk mempertahankan uang yang saat ini dihabiskan masyarakat Saudi pada hiburan dalam perjalanan ke Dubai, Bahrain dan tempat lain.

photo
Film Black Panther. (Marvel Disney via AP)

Untuk melayani populasi lebih dari 32 juta, yang sebagian besar di bawah usia 30 tahun, pihak berwenang berencana menyiapkan sekitar 350 bioskop dengan lebih dari 2.500 layar pada 2030. Saudi berharap langkah ini akan menarik hampir 1 miliar dolar Amerika Serikat dalam penjualan tiket tahunan.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada bulan lalu bahwa bioskop tidak akan dipisahkan berdasarkan jenis kelamin seperti kebanyakan tempat umum lainnya. Akan tetapi, masih belum jelas seberapa besar film-film akan disensor.

Banyak warga Saudi bersuka cita dalam mengantisipasi pembukaan bioskop pada Rabu. Bahkan, mereka mengunggah pujian dan foto-foto Putra Mahkota Muhammad di media sosial.

Ada juga yang mengungkapkan kebingungan pada apa yang mereka sebut wajah pemerintah tentang hal mengizinkan bioskop melalui unggahan: "Ingatlah Anda akan berdiri di hadapan Tuhan ... dan Anda akan menanggung dosa semua orang yang menonton film."

Kaum konservatif religius percaya film dari negara Arab lebih liberal, seperti, Mesir, bisa melanggar tabu agama. Beberapa dari mereka juga melihat film dan pemeranan, sebagai bentuk pura-pura, yang tidak sesuai dengan nilai Islam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement