Selasa 24 Apr 2018 17:23 WIB

ISIS Ancam Serang Pemilu Irak

ISIS menarget setiap peserta pemilu yang memberikan suara.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pasukan tentara Irak saat kontak senjata dengan gerakan ISIS dalm perebutan kota Fallujah
Foto: VOA
Pasukan tentara Irak saat kontak senjata dengan gerakan ISIS dalm perebutan kota Fallujah

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Komandan Operasi Gabungan Irak Brigadir Jenderal Yehya Rasoul mengatakan kelompok ISIS akan menyebar teror saat Irak menyelenggarakan pemilu pada 12 Mei mendatang.

Ia mengatakan pada akhir pekan lalu, juru bicara ISIS Abul Hassan al-Muhajer mengirim pesan audio berisi ancaman kepada otoritas dan pihak-pihak yang terlibat dalam pemilu di Irak. Dalam pesannya, al-Muhajer memperingatkan siapa pun yang melaksanakan atau memberikan suara pada pemilu 12 Mei mendatang akan menjadi target serangan ISIS.

Rasoul menganggap pesan bernada ancaman tersebut merupakan upaya ISIS untuk meningkatkan mental dan semangat para anggotanya setelah kalah dalam pertempuran di Irak. "Ini bukan pertama kalinya pemilu digelar di Irak dan sekarang ada rencana untuk mengamankan tempat pemungutan suara. Kami memiliki operasi preventif, termasuk pencarian, penggerebekan, dan penangkapan serta penghancuran sel ISIS yang tersisa (di Irak)," ujar Rasoul merespons ancaman serangan ISIS, dikutip laman Asharq Al-Awsat pada Selasa (24/4).

Ia mengimbau rakyat Irak agar tak takut dan gentar dalam menanggapi ancaman ISIS. "Kami berurusan dengan musuh teroris dan kami meyakinkan rakyat Irak bahwa pasukan Irak mengerahkan upaya besar dan akan mengamankan tempat pemungutan suara sepenuhnya," katanya menegaskan.

Politisi Irak turut mengomentari ancaman serangan ISIS. Mohammad Jamil Al-Mayahi dan Qahtan al-Jabouri, yang masing-masing menjadi juru bicara untuk koalisi politik yang berbeda, mengatakan ISIS belum mampu menghalangi kehidupan politik yang demokratis di negara tersebut.

"ISIS mengancam dan akan terus mengancam karena apa yang dilakukan warga Irak bertentangan dengan keyakinan dan ide-ide gelapnya," ujar al-Jabouri.

Irak memproklamasikan kemenangan atas ISIS pada Juli 2017 setelah sembilan bulan peperangan sengit. Pengumuman kemenangan tersebut dilakukan setelah militer Irak berhasil mengusir ISIS dari kota tua Mosul.

Mosul diketahui merupakan benteng terbesar ISIS di Irak. Di kota itu, pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi mendeklarasikan kekhalifahan di Irak dan Suriah pada 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement